Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Dapat Bantuan Covid-19, Ibu-ibu Protes Datangi Kantor Kecamatan

Kompas.com - 15/06/2020, 12:25 WIB
Dian Ade Permana,
Khairina

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - Warga Dusun Krajan, Desa Polosiri, mendatangi kantor Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang karena tidak pernah mendapat bantuan terkait dampak Covid-19.

Mereka mengadu karena merasa sudah terdaftar, namun bantuan yang dinanti tidak pernah sampai.

Aminah, warga Dusun Krajan yang datang bersama ibu-ibu perwakilan dari tiap RT mengatakan, banyak bantuan untuk warga terdampak Covid-19 di desanya yang salah sasaran.

"Warga yang menerima bantuan adalah orang-orang yang mampu, kami buruh tani dan janda malah tidak pernah menerima," ucapnya sembari terisak di kantor Kecamatan Bawen, Senin (15/6/2020).

Baca juga: Bawaslu Minta Kepala Daerah Tak Politisasi Bantuan Covid-19

Dia mendatangi kantor kecamatan untuk mencari kepastian karena saat mengadu ke Kepala Desa tidak mendapat solusi.

"Bantuan yang diberikan sebesar Rp 600.000 sudah dua kali diberikan, kami tidak pernah dapat. Masih ada satu kali bantuan, kami berharap agar data yang dikirimkan tepat sasaran, dan kami bisa mendapatkan," papar Aminah.

Menurutnya, bantuan dari pemerintah sangat berarti karena dampak Covid-19 sangat terasa.

Mereka yang memiliki pekerjaan serabutan saat ini menjadi pengangguran karena tenaganya tidak lagi dikaryakan.

Baca juga: Viral Foto Bupati Ogan Ilir di Beras Bantuan Covid-19, Ini Penjelasan Kadinsos
Sementara Camat Bawen Gunadi mengatakan, kedatangan warga tersebut untuk klarifikasi karena tidak pernah mendapat bantuan.

"Kita sudah mengundang perangkat desa untuk mendapatkan penjelasan dan mencari solusi. Nanti untuk warga yang belum mendapat bantuan akan dibantu dengan anggaran dari Dana Desa," jelasnya.

Dia mengakui bahwa persoalan pendataan penerima bantuan terdampak Covid-19 tidak hanya terjadi di Polosiri.

Di Desa Harjosari, lanjutnya, ada PNS yang tercatat sebagai penerima bantuan. Namun yang bersangkutan langsung meminta namanya dicoret dan bantuan dialihkan ke warga lain yang lebih membutuhkan.

"Untuk Polosiri, Kepala Desa akan menyetorkan data dalam waktu maksimal tiga hari lagi. Saya minta data yang valid, orang kaya dicoret, kasih ke yang membutuhkan," tegas Gunadi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com