Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ancaman Krisis Pangan Saat Pandemi, Satgas Pesantren Yogya: Perkuat Kemandirian

Kompas.com - 10/06/2020, 11:47 WIB
Wijaya Kusuma,
Khairina

Tim Redaksi

 

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Pademi Covid-19 yang sampai saat ini masih berlangsung berdampak pada seluruh fundamental kehidupan termasuk ancaman krisis pangan.

Kebijakan dalam mitigasi ancaman krisis pangan perlu difokuskan pada upaya memperkuat ketahananan dan kemandirian pangan.

Penanggung Jawab Satgas Aswaja Peduli Covid-19, Muhammad Mustafid mengatakan, di dalam kondisi pandemi lini produksi, distribusi, maupun konsumsi terguncang.

"Upaya stabilisasi tidak cukup hanya mempertimbangkan faktor harga, stok, ataupun efektivitas distribusi. Namun juga daya beli warga yang menurun karena terhentinya banyak aktivitas ekonomi," ujar Penanggung Jawab Satgas Aswaja Peduli Covid-19, Muhammad Mustafid dalam keterangan tertulis, Selasa (9/6/2020).

Baca juga: Cegah Krisis Pangan karena Pandemi Covid-19, Ini yang Dilakukan Kemendes

Muhammad Mustafid menyampaikan ancaman krisis pangan terlihat dari penurunan daya beli kelas pekerja perkotaan baik di sektor formal dan informal, termasuk akses terhadap pangan.

Pademi yang terjadi membuat banyak perusahaan merumahkan pekerjanya dengan tidak membayarkan gaji.

Walaupun ada sebagian pekerja yang masih kerja dengan sistem shift dan mendapatkan 50 persen gaji.

Situasi ini juga berdampak pada sektor informal. Ancaman paling nyata dirasakan pekerja harian, termasuk industri wisata yang menghidupi PKL, tukang becak, driver, kusir andong, kuliner, toko oleh-oleh, kerajinan, hingga tour guide.

Situasi pandemi juga mengancam kelangsungan produksi pangan. Hal ini disebabkan anjloknya harga hasil panen. Terutama menimpa petani hortikultura dan peternak.

Meski tidak mempengaruhi produksi padi, namun harga jual gabah di tingkat petani rendah.

Di sisi lain, panen yang melimpah dibarengi permintaan pasar yang turun hingga 50 persen - 80 persen.

"Secara faktual, sudah ada petani dan peternak yang berhenti produksi dan terancam gulung tikar. Jika produksi tersendat atau terhenti, krisis pangan sudah di depan mata," bebernya.

Menurutnya, kebijakan dalam mitigasi ancaman krisis pangan perlu difokuskan pada upaya memperkuat ketahananan dan kemandirian pangan melalui keterpaduan dan kolaborasi strategis dan taktis di semua lini.

Termasuk dalam tata kelola pangan melibatkan solidaritas ekonomi seluruh shareholder.

Melihat situasi tersebut, Satgas Aswaja Peduli Covid-19 memandang pada lini produksi, Pemerintah Kota perlu melakukan pemetaan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com