Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov Bengkulu Siapkan Beasiswa Pendidikan Spesialis untuk Dokter

Kompas.com - 09/06/2020, 12:40 WIB
Firmansyah,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Bengkulu akan menyiapkan sejumlah beasiswa khusus dokter spesialis guna menunjang pebaikan layanan rumah sakit di daerah itu.

Hal ini berdasarkan hasil rapat koordinasi dan evaluasi pelayanan rumah sakit pada masa pandemi Covid-19 yang dipimpin Wakil Gubernur Bengkulu Dedy Ermansyah, Senin (8/6/2020).

Rapat dikuti oleh Kepala Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Bengkulu dan Kepala Kantor Wilayah Perbendaharaan Negara Provinsi Bengkulu.

Kemudian Kepala Perwakilan Ombudsman RI Provinsi Bengkulu dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kota Bengkulu. Hadir juga direktur/kepala Rumah sakit se-Kota Bengkulu dan Badan Pengawas Rumah Sakit.

"Kita melakukan evaluasi penanganan Covid-19 dan isu yang berkembang di masyarakat," ujar Dedy.

Dari hasil dari pertemuan tersebut disepakati perlunya penambahan tenaga medis, khususnya dokter spesialis.

Menurut Dedy, saat ini Provinsi Bengkulu hanya memiliki satu orang spesialis bedah saraf dan bertugas di RS M Yunus.

Dengan demikian, pasien dari 22 rumah sakit di kabupaten/kota akan dirujuk ke RSMY apabila harus mendapatkan layanan bedah saraf.

Untuk itu, Dedy meminta Dinas Kesehatan menyusun program beasiswa ikatan dinas bagi dokter yang mau mengambil pendidikan spesialis yang dibutuhkan.

Perbaikan sistem terintegrasi

Dalam pertemuan ini juga ditekankan perbaikan Sistem Informasi Rujukan Terintegrasi (SISRUTE) antar rumah sakit yang saat ini dinilai masih lamban.

Diharapkan ke depannya pasien dapat segera ditangani lebih lanjut.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Herwan Antoni mengakui masih terdapat kendala dalam penerapan sistem rujukan terintegrasi antar rumah sakit di Bengkulu.

Menurut dia, apabila SISRUTE mengalami kendala, rujukan dapat dilakukan melalui mekanisme lain, salah satunya koordinasi melalui telepon atau alat komunikasi lainnya.

Sebelumnya diberitakan terdapat satu pasien kritis dinyatakan meninggal dunia usai ditolak 4 rumah sakit di Bengkulu.

Pasien yang kritis itu lambat ditangani karena minimnya dokter bedah saraf di Bengkulu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com