Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasien Covid-19 Capai 225 Orang, Walkot Semarang: Ini Rekor Tertinggi

Kompas.com - 08/06/2020, 23:12 WIB
Riska Farasonalia,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyebut jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Semarang mengalami kenaikan signifikan yakni mencapai 225 orang.

Kenaikan tersebut dipicu karena adanya penambahan klaster-klaster baru Covid-19 seperti pasar tradisonal, swalayan dan perbankan usai dilakukan tes massal.

"Penderita Covid-19 ada 225 orang. Ini rekor tertinggi di Kota Semarang. Kemudian angka kesembuhan ada 295 orang dan meninggal dunia ada 45 orang," kata Hendi, sapaan Hendrar, di Kantor Wali Kota Semarang, Senin (8/6/2020).

Baca juga: Pedagang Positif Corona, Pasar Mangkang Kota Semarang Ditutup 3 Hari

Hendi menuturkan melalui strategi tes massal selama diberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PKM) jilid 3 ini diharapkan dapat memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

"Harapan kami pada saat ditemukan klaster-klaster penderita baru akan memudahkan kita melakukan sekat-sekat terutama memutus mata rantai," tandasnya.

Sebelumnya, Hendi memutuskan untuk menutup pasar tradisional seperti Pasar Karangayu dan Pasar Mangkang dalam pekan ini usai ditemukan pedagang positif Covid-19.

Penutupan tersebut dilakukan sebagai upaya sterilisasi pasar guna mencegah penularan Covid-19.

Selain itu, Hendi juga akan menutup salah satu swalayan di Kota Semarang karena ada kasus positif Covid-19 yang terkonfirmasi dari hasil swab test yang dilakukan di lokasi tersebut.

Baca juga: Wali Kota Semarang Imbau Masyarakat Dukung Pasien Covid-19

Meski belum menyebutkan secara detail swalayan yang dimaksud, namun Hendi memastikan penutupan akan dilakukan pada Selasa, 9 Juni 2020.

Bahkan Hendi menekankan apabila pengelola swalayan enggan melakukan penutupan, maka Pemerintah Kota Semarang akan mengambil tindakan untuk menutup paksa.

"Ada satu swalayan yang akan kita tutup besok, saya belum bisa menyebutkan namanya, tapi dalam rapat saya putuskan, kalau yang bersangkutan pengunjungnya ada positif, kemudian tidak mau menutup, besok segera tutup paksa. Jangan sampai kemudian pemikiran kok berat sebelah," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com