MAKASSAR, KOMPAS.com - Kapolda Sulsel Irjen Pol Mas Guntur Laupe menyebut aksi penolakan warga terhadap rapid test atau tes cepat dan swab test di Kota Makassar dilatari oleh penyebaran berita hoaks oleh oknum tertentu.
Guntur mengatakan, saat ini warga dihantui oleh pernyataan-pernyataan orang yang tidak bertanggung jawab tentang penanganan virus corona.
Hal ini kemudian memunculkan aksi blokir jalan oleh warga untuk menghadang petugas masuk ke lingkungan mereka saat hendak melakukan tes cepat atau swab test.
"Padahal sebenarnya rapid test itukan menolong masyarakat untuk mengetahui kondisinya sejauh mana saat ini," kata Guntur saat ditemui di kantor IDI Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (8/6/2020).
Baca juga: Gugus Tugas Tracing Keluarga yang Terlibat Pengambilan Jenazah PDP di Makassar
Menurut Guntur, penyebaran berita hoaks tersebut juga membuat keluarga pasien PDP yang meninggal rela mengambil paksa jenazah keluarganya di rumah sakit dan mengabaikan protap pemakaman Covid-19 berstandar WHO.
Menanggapi hal tersebut, saat ini kata Guntur, pihaknya melalui penyidik reserse dan tim intelijen sudah melakukan penelusuran untuk mengusut pelaku penyebaran hoaks tersebut.
"Banyak personel kita dari reserse dan intelijen sudah menelusuri kira-kira siapa-siapa yang bermain di belakang ini. Kalau ditemukan ada kita akan proses hukum," imbuh Guntur.
Mantan Wakapolda Sulsel tersebut pun mengimbau masyarakat untuk tetap mempercayai informasi yang disampaikan pemerintah dan aparat hukum terkait penanganan Covid-19.
Baca juga: Lagi, Jenazah PDP Corona di Makassar Diambil Paksa, Datang 150 Orang Terobos Barikade
Dia juga mengingatkan warga untuk tidak khawatir dengan informasi yang intimidatif yang pada akhirnya membuat warga tidak mempercayai tenaga kesehatan dan pemerintah.