Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Truk Tekor Keluarkan Rp 600.000 Sepekan untuk Rapid Test, Terlalu Mahal

Kompas.com - 05/06/2020, 15:28 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Sejumlah sopir pengangkut logistik antar pulau di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), mengeluh dengan mahalnya biaya rapid test.

Jesman Mbuilima, salah satu sopir truk ekspedisi mengatakan, dalam sepekan harus mengeluarkan uang Rp 600.000 untuk biaya rapid test.

"Dalam seminggu itu dua kali rapid test, karena sekali rapid test itu Rp 300.000," ujar Jesman saat ditemui sejumlah wartawan di Pelabuhan Penyeberangan Bolok, Desa Bolok, Kecamatan Kupang Barat, Jumat (5/6/2020).

Baca juga: Ibu Hamil Meninggal karena Covid-19, Disusul Ayah dan Ibu Berstatus PDP

Menurut Jesman, rata-rata sopir ekspedisi menyeberang dengan kapal feri dari Kupang ke Pulau Rote sebanyak dua kali dalam sepekan.

Sedangkan masa berlaku rapid test hanya tiga hari.

Hal senada disampaikan sopir truk ekspedisi lainnya, Mario Benggu dan Ronald Bobby.

Keduanya menjelaskan bahwa rapid test bagi penumpang kapal hanya berlaku di wilayah Kota Kupang.

Baca juga: Kondisinya Mengerikan, Para Guru Tak Menghiraukan Jaga Jarak

Sedangkan, di Pelabuhan Penyeberangan Pantai Baru di Pulau Rote, tidak ada kewajiban membawa surat non-reaktif rapid test.

“Di Rote hanya membawa surat keterangan sehat dari puskesmas, hanya berlaku satu kali jalan dan gratis,” ungkap Mario.

Biaya sekali rapid test mencapai Rp 300.000, sangat mahal dan tidak sebanding dengan uang saku yang didapatkannya yakni Rp 250.000.

Dia dan sopir lainnya berharap pemerintah daerah memperpanjang masa berlaku rapid test dari tiga hari menjadi sepekan.

Dihubungi terpisah, Kepala Perwakilan Ombudsman RI Provinsi NTT, Darius Beda Daton telah mengetahui keluhan para sopir.

"Iya betul, dari sopir truk yang mau ke Rote dan beberapa warga lainnya mengaku biaya rapid test yang mahal," ungkap Darius.

Bahkan ada kasus di mana rapid test belum selesai, tetapi kapalnya sudah berangkat.

Para sopir dan warga lalu meminta kembali uang di laboratorium tempat mereka diperiksa. Namun, uang belum juga dikembalikan.

Darius mengatakakan, baru saja memeriksa salah satu perusahaan farmasi. Dijelaskan bahwa satu pak alat rapid test berisi 25 kit seharga Rp 3.750.000.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com