Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dedi Mulyadi: Kasus Covid-19 Tetap Naik karena Isolasi Mandiri Tak Berjalan Baik

Kompas.com - 02/06/2020, 05:54 WIB
Putra Prima Perdana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Anggota DPR RI Dedi Mulyadi menilai, perkembangan kasus Covid-19 yang masih belum menunjukkan tren penurunan yang signifikan karena salah satunya isolasi mandiri yang tidak berjalan dengan baik.

Hal itu terlihat dari sejumlah kasus di daerah yang satu keluarga menularkan corona ke anaknya. Lalu ada satu keluarga diduga terinfeksi dan melakukan aktivitas normal. Kemudian pedagang di pasar menularkan virus corona ke pelanggan dan lainnya.

"Itu menunjukkan bahwa isolasi mandiri tidak berjalan dengan baik," kata Dedi kepada Kompas.com via telepon, Senin (1/6/2020).

Baca juga: Dedi Mulyadi Tanggung Kebutuhan Pasien Covid-19 dan Keluarga yang Jalani Karantina

Menurut Dedi, tidak berjalannya isolasi mandiri baik bagi warga positif corona, pasien dalam pemantauan (PDP), orang dalam pengawasan (ODP) atau bahkan orang tanpa gejala (OTG) karena secara umum kurang dipantau petuga. Menurutnya, petugas jarang memeriksa situasi di rumah mereka yang melakukan isolasi mandiri.

"Ketika bilang isolasi mandiri, petugas tidak mengecek situasi rumah, dengan siapa, kamar berapa, itu tak dilakukan. Dampaknya, mereka tak terkontrol dengan baik," kata wakil ketua Komisi IV ini.

Menurut Dedi, isolasi mandiri itu memerlukan kedisplinan. Isolasi mandiri di rumah malah cocok diterapkan di luar negeri karena mereka tetap disiplin untuk tinggal di rumah.

Selain itu, rata-rata warga di sana bersifat individual sehingga ketika isolasi mandiri, ia benar-benar tinggal sendirian. 

Berbeda dengan di Indonesia. Satu rumah bisa diisi beberapa orang dan mereka sering tidak tahan tinggal di rumah dan ingin keluar atau berinteraksi dengan orang lain.

"Misalnya, seorang kakek yang terindikasi Covid-19 tak tahan ingin menggendong cucunya. Akibatnya, sang cucu tertular," katanya. 

Peran RT dan RW

Dedi kembali mengingatkan agar pengawasan teknis di lapangan ditingkatkan dengan melibatkan kekuatan kepemimpinan RT dan RW dengan membangun ketahanan lingkungan.

"Itu yang saya sebut sebagai isolasi komunal," kata Dedi.

Menurutnya, Tim Gugus Tugas di seluruh Indonesia bisa memberdayakan RT dan RW untuk mengantisipasi kemungkinan gelombang kedua penyebaran Covid-19. Setiap RT dan RW diberi perlengkapan memadai seperti alat pelindung diri (APD), alat pengukur suhu dan termasuk balai karantina.

Balai karantina di kampung dibentuk agar warga bisa mengurus orang positif corona dengan cara lebih humanis dan bisa dekat dengan keluarga.

Menurut Dedi, warga yang harus melakukan karantina mandiri adalah orang yang dinyatakan positif corona melalui hasil tes swab. Mereka melakukan karantina mandiri dengan diawasi warga. Makanan dan kebutuhan sehari-harinya dijamin warga.

Dia bisa dikarantina di rumahnya, sedangkan keluarganya bisa diungsikan ke rumah lain atau hotel.

Baca juga: Dedi Mulyadi: Jangan Memojokkan Orang yang Beli Baju Lebaran

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com