Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik Bantuan Mobil PCR, PDI-P Minta Tak Ada Rivalitas Politik dalam Penanganan Covid-19

Kompas.com - 30/05/2020, 15:24 WIB
Achmad Faizal,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Hasto Kristiyanto meminta Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menghentikan rivalitas politik yang tidak perlu.

Hasto juga meminta untuk menghindari ego kepemimpinan dalam percepatan penanganan Covid-19 di Jawa Timur.

Permintaan tersebut merespons pemberitaan bantuan dua unit mobil PCR dari BNPB.

Baca juga: Risma Marah 2 Mobil PCR Bantuan untuk Surabaya Malah Dialihkan ke Daerah Lain

Adapun Wali Kota Surabaya Risma mengklaim bantuan mobil PCR tersebut untuk warga Surabaya.

Sementara BPBD Jawa Timur menyebut mobil itu bukan hanya untuk Surabaya, tapi juga untuk dioperasikan di wilayah Jawa Timur yang membutuhkan.

"PDI-P berharap agar Gubernur dan Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur lebih bijak dan melihat skala prioritas dengan memperhatikan kepentingan rakyat, tanpa perlu menghadirkan rivalitas politik yang tidak perlu, dan harus menghindari ego kepemimpinan," kata Hasto dalam rilis resmi, Sabtu (30/5/2020).

Baca juga: Awal Mula Kemarahan Risma terhadap Pejabat Pemprov Jatim

Kata Hasto, Surabaya adalah kota dengan angka kasus penderita Covid-19 tertinggi di Jawa Timur. Seharusnya hal ini menjadi acuan prioritas penanganan.

Diketahui hingga Jumat (29/5/2020) malam, total kasus Covid-19 di Surabaya mencapai 2.394 kasus.

DPP PDI-P menanggapi serius protes Risma yang sekaligus Ketua DPP PDI-P bidang Kebudayaan.

Hasto menyayangkan bantuan dua unit mobil PCR untuk Kota Surabaya dipindahkan tanpa mempertimbangkan skala prioritas dan aspek strategis di dalam pencegahan Covid-19 di Surabaya.

Hasto telah mengintruksikan seluruh kepala daerah yang berasal dari PDI-P untuk mengedepankan kepentingan rakyat tanpa membedakan pilihan politik warganya.

"Jangan ada diskriminasi atas SARA, semua harus kedepankan kerja gotong royong untuk kemanusiaan," tutupnya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com