YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Warga Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, membongkar posko Covid-19, Selasa (26/5/2020).
Koordinator Relawan Desa Banaran Sudadi mengaku kecewa dengan kesepakatan awal ambulans pembawa pasien rapid tes reaktif menuju Wisma Wanagama tidak melewati jalur utama.
“Kami secara sepihak dituduh menghadang ambulans. Padahal kami sekadar menanyakan soal kesepakatan awal bahwa ambulans tidak melewati jalan raya di desa kami untuk menuju Wisma Wanagama,” kata Sudadi saat ditemui di lokasi.
Baca juga: Hasil Rapid Test Reaktif, Belasan Orang Diisolasi di Wisma Wanagama
Seharusnya, kata dia, ambulans tersebut melalui jalur Bunder atau hutan kayu.
"Wisma Wanagama dijadikan lokasi karantina silakan, tapi jalurnya melalui utara (jalur museum kayu hutan Bunder), dan disetujui. Itu sudah disampaikan kepada relawan,” kata Sudadi.
Kasi Pemerintahan Desa Banaran Subayari mengatakan, awal pertemuan dengan desa dan Gugus Tugas Covid-19 disepakati melalui sisi utara melalui hutan bunder.
“Yang diinginkan relawan (Desa Banaran) agar masyarakat tidak takut,” kata dia.
Baca juga: Pasien Rapid Test Reaktif di Gunungkidul Akan Diisolasi di Hutan Wanagama
Diberitakan sebelumnya, Wisma Wanagama di Desa Banaran, Playen, Gunungkidul, Yogyakarta, digunakan untuk mengkarantina belasan orang reaktif berdasarkan hasil rapid test.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty mengatakan, sempat ada penolakan dari warga sekitar saat petugas mengevakuasi pasien.
"Total sudah ada 14 orang (yang dikarantina di wanagama)," kata Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty kepada wartawan melalui pesan singkat, Jumat (22/5/2020).
Sementara itu, Kepala PMI Gunungkidul Iswandoyo mengatakan, hari pertama proses pengantaran warga karantina sempat ada kendala.
Ambulans dari PMI dilarang melintas oleh warga karena hasil kesepakatan dengan gugus tugas akses menggunakan jalur di rest area Bunder.
Meski demikian, permasalahan ini dapat diselesaikan atas bantuan dari pihak kepolisian.
"Sudah bisa lewat. Jujur kalau harus lewat jalur di rest area agak susah sehingga dipilih akses di Desa Banaran yang kondisi jalannya lebih bagus,” kata Iswandoyo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.