Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/05/2020, 16:34 WIB
Riska Farasonalia,
Khairina

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyesalkan keputusan sejumlah bupati/wali kota di Jateng yang memperbolehkan pelaksanaan sholat Ied di masjid.

Ganjar mengaku sudah bicara kepada MUI Jateng untuk melakukan konsolidasi nasional harus dilakukan agar seluruh keputusannya bisa sama.

"Memang ada banyak pertimbangan yang dilakukan bupati/wali kota di Jateng untuk mengambil tindakan semacam memperbolehkan (pelaksanaan shalat Ied). Tapi sebenarnya syarat sangat ketat, jika memang daerah itu sudah bisa dikendalikan dan warnanya hijau kira-kira," jelas Ganjar di Semarang, Kamis (21/5/2020).

Baca juga: Saat Gubernur NTB dan Wali Kota Bima Tak Sejalan Soal Aturan Shalat Idul Fitri

Ganjar khawatir jika pelaksanaan sholat Ied tetap dilaksanakan, masyarakat yang tidak terdeteksi gejala Covid-19 akan sulit dikontrol karena berpotensi penularan.

"Kalau ada yang OTG, maka ini kan kita tidak bisa tahu. Karena banyak orang yang hari ini masih nekat mudik. Kekhawatiran kami, ketika OTG menjadi suatu bagian dalam kegiatan itu, kita akan sulit mengontrolnya. Meskipun jarak sudah diatur, tapi tanpa sadar orang bersalaman, berdekatan. Itu ada potensi yang membahayakan," tegasnya

Maka dari itu, Ganjar menyarankan seluruh bupati/wali kota se-Jateng agar mengikuti anjuran pemerintah untuk melaksanakan ibadah shalat Idul Fitri di rumah masing-masing.

"Saya menyarankan kepada bupati/wali kota, mari kita ikuti ketentuan dari Kementerian Agama atau Majelis Ulama Indonesia. Saya sarankan, mari kita ikuti aturan untuk melaksanakan shalat Idul Fitri di rumah masing-masing,"katanya.

Baca juga: Pemkab Boltim Gelar Shalat Idul Fitri Berjemaah, Bupati Jadi Khatib

MUI Jateng, lanjut Ganjar, juga sudah memberikan panduan tentang tata cara shalat Ied di rumah.

Tata cara disiapkan, naskah khotbah disiapkan lebih singkat namun tidak mengurangi syarat rukun pelaksanaan ibadah itu.

"Kepala keluarga yang jadi imam dan khotib, bisa bapak atau putra yang sudah dewasa. Khotbahnya juga sudah disiapkan lebih singkat. Kalau itu bisa dilakukan, itu bagian dari cara kita bisa mencegah," terangnya.

Ganjar mengaku sudah melakukan komunikasi dengan para bupati/wali kota yang memperbolehkan pelaksanaan sholat Ied di masjid agar keputusan itu bisa ditinjau kembali.

Beberapa bupati/wali kota yang sudah memperbolehkan itu misalnya Bupati Karanganyar, Wali Kota Tegal dan Bupati Kudus.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com