Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mei 2020, Indonesia Produksi 100.000 Kit RT-PCR Pendeteksi Covid-19

Kompas.com - 21/05/2020, 09:37 WIB
Reni Susanti,
Khairina

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – Setelah diluncurkan Presiden Joko Widodo, Rabu (20/5/2020), Indonesia akhirnya memproduksi sendiri Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR).

Direktur Pemasaran, Penelitian dan Pengembangan I Bio Farma, Sri Harsi Teteki mengatakan, RT-PCR kit masuk dalam kategori screening dan diagnosis.

“Alat ini berfungsi untuk mendeteksi virus Sars Cov-2 penyebab Covid-19 yang merupakan gold standar dalam pemeriksaan Covid-19,” ujar Sri dalam rilis yang diterima Kompas.com, Kamis (21/5/2020).

Baca juga: Laboratorium BPOM Ikut Laksanakan Tes PCR Covid-19, Kapasitas hingga 900 Sampel per Hari

Untuk tahap awal, sambung Sri, RT-PCR akan diproduksi sebanyak 100.000 kit sampai akhir Mei 2020.

Jumlah tersebut akan didonasikan kepada BNPB untuk kemudian didistribusikan kepada laboratorium yang berada di 45 lokasi.

Setelah pendonasian selesai, akan dilakukan tahap komersialisasi.

Hingga kini, sudah 16 lab yang menerima donasi dari Bio Farma.

Ke-16 laboratorium tersebut berdasarkan rekomendasi dari BNPB dan Kementerian Kesehatan berdasarkan peta epidemiologi dengan prinsip 3T, yakni tepat laboratorium, tepat jumlah, dan tepat waktu.

Hal lain yang harus terpenuhi dari laboratorium adalah sudah memenuhi standar teknis. Seperti memiliki fasilitas Bio Safety Level (BSL) 2, PCR Open System, dan pernah menganalisa sampel Covid-19.

Sri mengungkapkan, RT PCR memiliki beberapa keunggulan, yakni spesifiksitas hampir 100 persen untuk mendeteksi Covid-19.

“Karena alat ini didesain oleh target gen sesuai sequence virus yang ada Indonesia. Keunggulan kedua, RT PCR ini didesain untuk open system PCR sehingga bisa digunakan di mesin PCR manapun,” kata dia.

Keunggulan berikutnya adalah menerapkan GDP (Good Distribution Process) sesuai dengan Rekomendasi WHO.

“Dalam pengantaran suhunya mengikuti prinsip sistem rantai dingin (cold chain system), seperti distribusi vaksin pada umumnya dan yang tidak kalah penting, adalah harga yang ditawarkan saat komsersialisasi akan terjangkau,” tuturnya.

Baca juga: Penanganan Wabah Covid-19, PCR dan Rapid Test Saling Melengkapi

Sri menjelaskan, Bio Farma tergabung dalam Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan Covid-19 sub Group task force Rapid Test Diagnosis berbasis quantitative polymerase chain reaction (qPCR) (TFRIC19).

Selain Bio Farma, terdapat Nusantics dan BPPT dan mendapatkan dukungan dari Gerakan Indonesia Pasti Bisa.

Tugas dari Bio Farma adalah melakukan validasi, registrasi, produksi, dan juga distribusi.

Produk ini merupakan hilirisasi dari peneltian yang merupakan hasil kolaborasi dan inovasi. Pada 5 Mei 2020, mendapat nomor izin edar dari Kementerian Kesehatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com