Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harimau Sumatera Mati Terjerat di Hutan Industri, Ini Penjelasan Perusahaan

Kompas.com - 19/05/2020, 19:46 WIB
Idon Tanjung,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Seekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) liar mati terjerat di kawasan hutan industri PT AA (Arara Abadi) di Desa Minas Barat, Kecamatan Minas, Kabupaten Siak, Riau.

Terkait hal ini, perusahaan Sinar Mas Group tersebut menyampaikan bahwa harimau itu mati akibat perburuan ilegal.

Demikian disampaikan Head of Conservation APP Sinar Mas, Dolly Priatna dalam siaran pers kepada Kompas.com, Selasa (19/5/2020).

"Kami turut prihatin atas kematian seekor harimau di Desa Minas Barat yang terjadi akibat perburuan ilegal," ucap Dolly.

Baca juga: Harimau Sumatera Mati Terjerat Tali Sling di Hutan Konsesi Riau

Dia mengatakan, satwa langka dilindungi tersebut ditemukan dalam kondisi mati terjerat, ketika salah satu staff PT Arara Abadi berada di area konservasi Distrik Gelombang, yang merupakan bagian dari wilayah konsesi PT Arara Abadi pada Senin (18/5/2020).

Setelah itu, lanjut dia, pihak perusahaan langsung melaporkan temuai ini kepada Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau.

Pada sore harinya, sekitar pukul 16.30 WIB, tim medis dan petugas evakuasi tiba di lokasi.

"Namun, harimau ditemukan sudah dalam kondisi mati dengan jeratan di kaki kanan depannya," sebut Dolly.

Baca juga: Mirip Harimau Jawa Berhasil Dipotret Warga Pinggiran Hutan

Terkait kejadian ini, Dolly menjelaskan bahwa PT Arara Abadi bekerja sama penuh dengan tim BKSDA Riau dan terus memberikan dukungan dalam proses investigasi lanjutan.    

Menurutnya, perburuan ilegal satwa kunci, termasuk dengan menggunakan jerat, merupakan praktik yang merugikan lingkungan hidup dan komunitas di sekitarnya. 

"Oleh karena itu, APP Sinar Mas beserta berbagai unit bisnis dan pemasoknya, termasuk PT Arara Abadi, senantiasa berupaya untuk berkontribusi menekan praktik tersebut oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab di sekitar wilayah konsesi kami," akui Dolly.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com