Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Dapat Bantuan, Warga Braga Bandung Pasrah Gang Apandi Ditutup

Kompas.com - 18/05/2020, 11:57 WIB
Putra Prima Perdana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Sejumlah warga RW 08, Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat, sudah tidak peduli lagi terkait polemik penutupan akses jalan Gang Apandi oleh pemilik lahan yang diketahui bernama Josafat Winata.

Warga RW 08, Kelurahan Braga berharap, dana kompensasi penutupan akses jalan yang telah disiapkan oleh pemilik lahan Gang Apandi, segera dibagikan kepada warga terdampak.

 

Baca juga: Pemkot Bandung Tak Mau Ambil Pusing Soal Penutupan Gang Apandi

Pasalnya, warga RW 08, Kelurahan Braga, saat ini mayoritas tengah membutuhkan bantuan di tengah pandemi Covid-19.

Salah seorang warga RW 08 Kelurahan Braga, Suryati, menyambut baik jika ada kesempatan untuk berdamai dengan pemilik lahan Gang Apandi.

Menurut dia, memperpanjang masalah tidak akan mengubah keadaan. Apalagi kondisi wabah virus corona yang berdampak pada perekonomian keluarganya serta warga lainnya.

“Kalau dari kebutuhan warga, sebenarnya penutupan Gang Apandi enggak terlalu berpengaruh karena ada Gang Cikapundung yang masih jadi jalan utama untuk lalu lintas warga. Saya sih, pengennya warga lain dan pengurus RW mulai damai lah. Semoga semua segera berakhir karena enggak ada yang menang atau kalah, untung atau rugi,” kata Suryati, di Bandung, Senin (18/5/2020).

Suryati mengatakan, selisih paham soal Gang Apandi yang terjadi sebelum Pandemi Covid-19 sangat menyita waktu dan tenaga warga setempat.

Langkah warga mengadukan polemik penutupan Gang Apandi ke DPRD Kota Bandung telah ditempuh.

Dari kabar yang ia terima bersama warga lainnya, Komisi A DPRD Kota Bandung telah memberikan pernyataan resmi terkait perselisihan Gang Apandi.

Komisi A DPRD Kota Bandung memberikan perhatian penuh pada perselisihan lahan ini setelah warga RW 08 Kelurahan Braga mendatangi gedung dewan untuk meminta pembahasan khusus, beberapa bulan lalu.

Setelah melalui serangkaian verifikasi data dan laporan lapangan, Komisi A DPRD Kota Bandung pun mengeluarkan pernyataan resmi terkait argumen kepemilikan Gang Affandi melalui Nota yang dilansir pada 21 April 2020. Dalam Nota Komisi itu, terdapat hasil pembahasan dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.

Berdasarkan keterangan Kabid Aset Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset (BPKA) Kota Bandung, Gang Apandi di Jalan Braga tidak pernah tercatat sebagai aset milik Pemkot Bandung. Nota Komisi A itu juga menyinggung fakta adanya 12 putusan yang membuktikan bahwa gang tersebut merupakan bagian dari Surat Hak Guna Bangunan (SHGB) milik Josafat Winata sejak tahun 1961.

Selain itu, berdasarkan peta Kota Bandung yang diteliti dalam rapat Komisi A bersama dengan dinas terkait, ditemukan fakta bahwa terdapat akses alternatif yang berjarak hanya kurang lebih 30 meter ke sebelah selatan, yaitu Gang Cikapundung. Dengan demikian, penutupan Gang Apandi tidak akan mengganggu rutinitas dan lalu lintas warga sekitar.

Meski begitu, DPRD Kota Bandung berharap proses rekonsiliasi dijalankan dengan semangat perdamaian. Kondisi wabah corona yang dialami saat ini membutuhkan gerakan saling dukung, saling menolong.

Baca juga: RS Hasan Sadikin Bandung Butuh 250 APD Setiap Hari

Diketahui, pemilik lahan telah menyiapkan uang kompensasi bagi warga di sekitar Gang Apandi sejak lama. Bantuan itu dinilai akan sangat bermanfaat bagi warga untuk melewati situasi ekonomi saat ini yang belum menentu.

“Ya, saya mah ngeliatnya kalau Gang Apandi ditutup mah enggak nutup jalan bener-bener, karena bisa lewat gang lain. Saya sama beberapa warga mah ngeliatnya mungkin niat baik pemilik lahan Gang Apandi yang mau ngasih kadeudeuh dari dulu. Ya, saya mah jujur butuh, kondisi corona gini mah bikin pusing,” ujar Suryati.

Dihubungi terpisah, juru bicara pemilik lahan Gang Apandi, Irvan Ansori Mutaqin menjelaskan, status Gang Apandi secara hukum dan administrasi semakin kuat dengan adanya Nota Komisi A DPRD Kota Bandung.

Walau demikian, pemilik lahan tetap ingin memberikan uang kadeudeuh bagi warga meski bukan termasuk kewajiban. 

“Sejak awal, pemilik lahan berinisiatif untuk memberikan kompensasi bagi warga karena selalu ingin menghindari konflik. Pemilik sangat memikirkan warga. Beliau berpesan agar amanah ini bisa tersalurkan apalagi di tengah kondisi dampak wabah corona ini. Beliau hanya ingin menciptakan kerukunan, itu saja harapan besarnya,” tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com