Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga "Takut" Tangani Pasien Corona, 60 Tenaga Medis RSUD Ogan Ilir Mogok Kerja

Kompas.com - 17/05/2020, 23:22 WIB
Amriza Nursatria,
Khairina

Tim Redaksi

 

INDRALAYA, KOMPAS.com- Puluhan tenaga medis dari perawat hingga pengemudi ambulans di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ogan Ilir Sumatera Selatan dikabarkan mogok kerja pada Jumat (15/5/2020).

Menurut sumber Kompas.com, mogoknya puluhan tenaga medis yang berstatus tenaga honorer itu berawal saat tenaga medis dan pengemudi ambulans yang jumahnya 60 orang diminta melakukan evakuasi warga yang terkonfirmasi positif di Kecamatan Sungai Pinang Ogan Ilir.

Namun, karena mereka tidak mendapat surat tugas dari Gugus Tugas Penanganan Covid 19 Ogan Ilir dan tidak ada kejelasan soal insentif dalam menangani warga positif Covid-19 tersebut, ke-60 tenaga medis itu menolak dan melakukan mogok kerja.

Baca juga: Viral Foto Pengumuman RSU dr Soetomo Surabaya Tak Terima Pasien Covid-19, Ini Faktanya..,

Persoalan APD yang dianggap tidak standar juga menjadi alasan tenaga medis itu akhirnya memutuskan mogok kerja.

Akibatnya, 60 orang tenaga medis itu dianggap mengundurkan diri sebagai tenaga honorer di RUSD Ogan Ilir.

“Tenaga paramedis tidak mau melaksanakan perintah pihak rumah sakit karena tidak ada surat tugas, selain itu tidak ada kejelasan soal insentif bagi mereka. Mereka hanya menerima honor bulanan sebesar Rp 750 ribu, sementara mereka dminta juga menangani warga yang positif Covid-19,” jelas sumber tersebut.

Selain itu, penolakan tenaga medis dalam melaksanakan instruksi pihak RSUD Ogan Ilir itu, juga karena tidak ada kejelasan soal rumah singgah bagi tenaga medis untuk beristirahat atau untuk berganti pakaian sebelum pulang ke rumah.

“Mereka khawatir jika langsung pulang akan menulari keluarga mereka,” tambah sumber tersebut.

Baca juga: Update Maluku, Pasien Positif Corona 107 Orang, Tambah 23 Kasus Baru

Direktur RSUD Ogan Ilir Roretta Arta Guna Riama yang dikonfirmasi melalui telepon Minggu (17/5/2020) membenarkan adanya sejumlah tenaga medis yang melakukan aksi mogok kerja tersebut.

Namun, ia membantah berita yang mengatakan bahwa mogoknya tenaga medis itu karena soal insentif, APD yang tidak standar, atau soal rumah singgah yang tidak tersedia.

Menurut Roretta, penolakan tenaga medis itu karena mereka ketakukan menangani pasien Covid-19.

“Mereka lari ketakutan saat melihat ada pasien yang positif Covid-19," jelas Roretta

“Tidak ada tenaga dokter, mereka para tenaga medis seperti perawat dan sopir ambulans, mereka itu takut menangani pasien positif Covid-19, itu saja, bukan karena soal lain,” tambah Roretta

Dokter Roretta menambahkan, soal insentif dan rumah singgah sebenarnya sudah disiapkan, namun untuk besarannya ia mengaku lupa.

Untuk rumah singgah bagi tenaga medis juga sudah disiapkan sebanyak 35 kamar di Komplek DPRD Ogan Ilir.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com