Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bela Ibunya yang Diancam akan Dibunuh, Adik Duel dengan Kakak

Kompas.com - 13/05/2020, 05:20 WIB
Aji YK Putra,
Farid Assifa

Tim Redaksi

 

OKU, KOMPAS.com - Joni Anwar (27) dan Edi Wahyudi (21) yang merupakan kakak dan adik dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, lantaran mengalami luka parah akibat senjata tajam.

Kedua saudara kandung tersebut terlibat duel lantaran terjadi selisih paham saat sedang bertemu di rumah mereka di Desa Umpan, Kecamatan Lengkiti, OKU pada  Minggu (10/5/2020) kemarin.

Kasat Reskrim Polres OKU AKP Wahyu Setyo Pranoto mengatakan, kejadian bermula saat Joni yang merupakan kakak dari Edi meminta sejumlah uang kepada ibunya.

Baca juga: 2 Pemuda Duel di Tepi Sawah Menjelang Sahur, 1 Tewas

Namun, permintaan Joni itu tak dapat dipenuhi oleh sang ibu. Akibatnya, Joni mengancam akan membunuh ibu kandungnya. Ancaman itu terdengar oleh adiknya, Edi.

"Edi menegur kakaknya agar jangan mengancam ibunya seperti itu. Akan tetapi Joni ini marah," kata Wahyu, melalui pesan singkat, Rabu (13/5/2020).

Joni yang marah langsung mengambil pisau dan menusuk Edi di perut, dada dan bahu. Dalam kondisi terluka, adiknya itu lari keluar rumah untuk menyelamatkan diri.

Karena terancam, Edi akhirnya melakukan perlawanan dan merebut pisau yang dibawa kakaknya tersebut. Sehingga, Joni mendapatkan serangan balasan sampai akhirnya terkapar bersimbah darah.

"Warga yang melihat langsung menolong kedua kakak dan adik itu, mereka sekarang masih dirawat dengan kondisi kritis. Motifnya selisih paham karena Joni ingin membunuh ibunya akibat tak dikasih uang," jelas Kasat.

Baca juga: Tak Terima Diingatkan Pakai Masker, Pria Mengaku Anggota Ajak Duel Ketua Kompleks

Wahyu menerangkan, dari informasi yang ia dapat, tersangka Joni diduga mengalami gangguan jiwa hingga akhirnya nekat menusuk adiknya.

"Tapi perlu ada pemeriksaan kejiwaan untuk memastikan itu, kita sekarang sedang menunggu keduanya sembuh agar bisa dilakukan pemeriksaan lebih mendalam," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com