REMBANG, KOMPAS.com - Polisi menutup lokasi tambang batu yang menewaskan dua pekerja dan empat orang terluka di Desa Blimbing, Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Lokasi tambang maut tersebut kini sudah dipasangi garis polisi.
Kapolres Rembang AKBP Dolly A Primanto mengatakan, dalam operasional tambang batu itu diduga tidak sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) sehingga terjadi longsor.
"Kami duga pengerukan tambang tak sesuai prosedur. Status quo. Tambang kami tutup tak boleh operasional sampai penyelidikan tuntas termasuk dari Ditreskrimsus Polda Jateng," kata Dolly kepada wartawan, Jumat (8/5/2020).
Baca juga: 2 Orang Tewas dan 4 Luka Tertimpa Longsoran Tambang Batu di Rembang
Tebing batu setinggi 10 meter longsor hingga menimpa enam dump truk yang tengah mengantre muatan di bawahnya.
"Kasus masih didalami. Tiga alat berat jenis ekskavator diamankan," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, longsor di lokasi tambang batu di Desa Blimbing, Kecamatan Sluke, menimbun enam unit dump truk yang tengah mengantre muatan, Rabu (6/5/2020) sore.
Material reruntuhan batu tersebut menghujani aktivitas para pekerja yang berada di bawahnya.
Baca juga: Selidiki Longsor di Tambang Batu Rembang, Polisi: Tak Ada Izinnya
Dua pekerja tewas tertimpa reruntuhan batu serta empat orang lainnya luka-luka dilarikan ke rumah sakit dan puskesmas terdekat.
"Enam truk kondisi hancur. Jadi enam orang korban adalah sopir truk semuanya. Dua meninggal dunia dan empat luka-luka," kata Dolly.
Adapun korban meninggal dunia yakni Muhammad Abram (28), warga Kecamatan Gunem, Rembang dan Solikin (30), warga Kecamatan Sluke, Rembang.
Sementara empat orang terluka yaitu Angga (25), Qosim (35), Sutrisno (30) dan Dasrun (49). Keempatnya warga Rembang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.