KILAS DAERAH

Kilas Daerah Jawa Tengah

Dilanda Pandemi Covid-19, Seniman Bisa Manggung di Rumah Dinas Gubernur Jateng

Kompas.com - 05/05/2020, 07:31 WIB
Maria Arimbi Haryas Prabawanti,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Kaum seniman menjadi salah satu pihak yang terkena dampak pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19).

Sejak wabah itu melanda Indonesia, mereka tak lagi bisa berkreasi dan manggung seperti biasanya.

Keluhan itulah yang diterima Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo dari para seniman pada masa awal pandemi.

Namun, para seniman akhirnya mendapat solusi atas keluhan mereka. Rumah Dinas Gubernur Jateng kini disulap menjadi ruang pertunjukan alternatif bagi para seniman selama Ramadhan, mulai Senin (4/5/2020).

Baca juga: Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Semarang Hari Ini, 5 Mei 2020

“Dibukanya rumah dinas sebagai salah satu ruang pertunjukan alternatif adalah agar para seniman tetap berkreasi di tengah pandemi,” kata Ganjar dalam keterangan tertulisnya,Senin (4/5/2020)

Ia melanjutkan, beragam bentuk pertunjukan bakal disajikan tiga hari sekali dalam seminggu yang disiarkan secara langsung di channel Youtube dan Facebook Gubernur Jateng.

“Digelarnya acara itu hanya memiliki satu tujuan, yakni agar seniman tetap berkreasi, tidak pernah patah hati dan patah semangat,” ujar Ganjar.

Ia mengaku bahwa beberapa kali diajak terlibat dalam acara-acara live oleh para seniman. Ketika masa pandemi, mereka tidak berhenti live streaming, justru makin intens.

Baca juga: Soal Stiker Wali Kota Semarang di Bansos Covid-19, Ini Kata Bawaslu Jateng

"Ini semuanya serba gotong royong dan spontan. Malah, teman-teman artis nasional ingin diundang. Kayaknya, sekali-kali bisa berkolaborasi agar menyemangati teman-teman untuk tetap berkarya," imbuh Gubernur Jateng.

Untuk yang sedang nonton di rumah, ia berpesan, tidak boleh mati langkah atau mati gaya. Karya, inovasi, dan kreasi harus ditunjukkan ke seluruh medium yang ada.

"Dengan cara itu, semua orang bisa meniru cara kawan-kawan seniman yang mencoba untuk bertahan dan menghibur," ujar Ganjar.

Adapun acara di Rumah Dinas Gubernur Jateng itu berlabel Panggung Kahanan, Mositifi Covid-19.

Baca juga: Respons Ganjar soal Warga Klaten yang Ingin Jual Ginjal ke Semarang

Acara digelar setiap Senin, Rabu, dan Jumat. Pertunjukan perdana dilakukan oleh Konde, perupa asal Semarang.

Selanjutnya, ada kelompok musikalisasi puisi Paradoks dari Kendal, Kelompok Tari dari Semarang, Khoiruddin Direktur Hysteria, dan stand up komedi oleh Ipin.

Tips untuk seniman di tengah pandemi

Sementara itu, Direktur Hysteria Adin Khoirudin yang menyampaikan materi Menyiasati Pandemi menyampaikan tips untuk seniman di tenganh pandemi Covid-19.

Baca juga: Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Semarang Hari Ini, 3 Mei 2020

“Biasanya orang menggelar festival karena tidak ada waktu untuk mencari hiburan dan berkumpul, akhirnya festival jadi tujuan," kata dia.

Namun saat pandemi seperti ini, semua orang harus menerapkan social distancing, sehingga tidak ada festival.

Meski demikian, masih ada hal yang bisa dilakukan, yakni mengubah perilaku dari manual ke digital. Dia mengibaratkan, kondisi saat ini sama halnya dengan masa pengumpulan tugas yang selesai atau tidak, harus dikumpulkan.

Jika revolusi 4.0 adalah migrasi dari manual ke digital, pandemi mempercepat itu. Di saat kegelisahan menimpa semuanya, Gubernur Jawa Tengah justru menawarkan ruang kreatif.

Baca juga: Duduk Perkara Bayi 1 Bulan Meninggal Diduga Ditelantarkan di RSUP M Djamil

Ia pun mencontohkan Afrizal Malna dan beberapa seniman lain yang menggelar pertunjukan online beberapa waktu lalu.

“Hari ini mas Ganjar memberikan ruang untuk bereksperimen menggunakan media sosial. Kita mendapatkan tantangan estetika itu seperti apa? Ada percepatan yang mesti kita atasi. Yang paling penting, kita tidak menyerah terhadap keadaan," imbuh Adin.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com