Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumut Surplus Cabai Merah hingga Minyak Goreng, Ajak Daerah Lain Barter

Kompas.com - 01/05/2020, 06:44 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com – Pemprov Sumut mengajak daerah lain untuk bekerja sama saling mengisi kekurangan komoditas pangan atau bahan pokok. 

Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Sumut R Sabrina saat mengikuti rapat koordinasi menjaga stabilisasi harga dan ketersediaan pangan pokok di tengah pandemi Covid-19 yang diadakan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bersama instansi dan lembaga terkait melalui video conference di kantor gubernur.

Menurut Sabrina, ada beberapa bahan pokok yang surplus di Sumut seperti cabai merah, ayam ras, minyak goreng, dan telur. Di sisi lain Sumut kekurangan bawang merah dan gula pasir

“Kami kekurangan bawang merah dan gula pasir, mungkin kita bisa tukar menukar antardaerah,” kata Sabrina melalui rilis yang diterima Kompas.com, Kamis (30/4/2020).

Ajakan barter ini dilakukan agar harga dan ketersediaan bahan pangan terjaga. Selain barter, kerja sama lain yang bisa dilakukan antar daerah yakni berbagi informasi harga.

Baca juga: Gubernur Langsung Coba Gula Antivirus Covid-19 Temuan Profesor di Sumsel: Saya Yakin Ini Baik

Terkendala biaya distribusi

 

Menanggapi permintaan Sabrina, Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan Kementerian Pertanian Risfaheri mengatakan, kerja sama antardaerah penting dilakukan.

Namun saat ini terkendala biaya distribusi. Ini perlu dipikirkan supaya beban tidak terlalu berat.

“Bisa dikomunikasikan dengan pengusaha bagaimana membawa bahan pangannya,” kata Risfaheri.

Sementara Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian Universitas Lampung (Unila) Bustanul Arifin mengatakan, sistem produksi dan pasokan pangan menjadi kunci penting bagi ketersediaan dan stabilitas harga pangan pokok.

Menurutnya,  pemerintah diharapkan tidak kendor mencari jalan untuk insentif baru dalam mengendalikan harga pangan, terutama untuk mengembangkan inovasi pengendalian inflasi pusat dan daerah.

"Aktif juga menyusun reformasi kebijakan pangan ke depan, bahkan secara out of the box,” kata Bustanul.

Baca juga: Mengenal Rumah Hantu untuk Karantina Pemudik Bandel di Sragen, Bekas Pabrik Gula Tahun 1831

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com