Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarif dan Syarat Ikut Karantina Berbayar dalam Hotel bagi Pemudik di Banyumas

Kompas.com - 29/04/2020, 15:49 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

PURWOKERTO, KOMPAS.com - Sebanyak 11 hotel di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, disiapkan jadi tempat karantina bagi pemudik yang nekat pulang ke kampung halaman.

Ketua Aliansi Pariwisata Banyumas, Muslimin mengatakan hotel tersebut tersebar di wilayah Purwokerto dan kawasan wisata Baturaden. Harga yang ditawarkan masing-masing hotel bervariasi.

"Untuk saat ini harga terendah Rp 100.000 per hari dan paling tinggi Rp 475.000 per hari. Tarif tersebut dikalikan 14 hari masa karantina, dengan komitmen pembayaran di awal," kata Muslimin saat dihubungi, Rabu (29/4/2020).

Baca juga: Pemkab Banyumas Siapkan Karantina Berbayar untuk Pemudik

Muslimin mengatakan, pemudik yang akan menjalani karantina di hotel juga diminta membuat surat pernyataan yang berisi kesanggupan menjalani karantina dan mengikuti SOP yang telah ditetapkan.

"Tidak pergi ke mana-mana, kecuali masih dalam bimbingan petugas. Setiap hari nanti ada kegiatan seperti senam dan lainnya atau minum empon-empon bersama," ujar Muslimin.

Hotel juga menawarkan beberapa pilihan kegiatan dengan biaya tambahan untuk menghilangkan stres selama menjalani karantina. Misalnya paket api unggun, tapi diatur dengan jarak yang aman.

"Untuk kebutuhan makan kita tetapkan Rp 10.000 untuk sekali makan, atau bisa juga lebih sesuai menu yang diinginkan. Misal tarif hotel Rp 100.000, kita paketkan dengan makan jadi Rp 130.000, ada juga yang tarif sudah termasuk makan," jelas Muslimin.

Lebih lanjut Muslimin mengatakan, juga bekerja sama dengan puskesmas untuk memantau kondisi kesehatan peserta karantina.

Baca juga: Soal Larangan Mudik, Bupati Banyumas: Faktanya Masih Kebobolan

Petugas kesehatan akan mendatangi hotel secara berkala.

"Di setiap penginapan ada petugas kesehatan mengecek, entah setiap pagi, siang atau sore. Jadi terpantau kondisinya setiap hari, begitu ada gejala dilarikan ke rumah sakit," ujar Muslimin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com