Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemudik Bandel Dikarantina di Rumah Hantu, Kades: Mereka Nangis-nangis 2 Hari

Kompas.com - 25/04/2020, 15:48 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Aturan Pemerintah Desa Sepat, Kecamatan Masaran, Sragen, yang mengarantina pemudik bandel di rumah hantu tampaknya efektif.

Tiga orang pemudik yang dikarantina di rumah hantu tersebut disebut menangis ketakutan setelah didatangi sosok gaib.

Mereka kapok dan berjanji tidak melanggar aturan karantina mandiri.

Baca juga: Rumah Hantu Dijadikan Tempat Karantina bagi Pemudik yang Bandel

Dua hari menangis

Hantu,Shutterstock Hantu,
Kepala Desa Sepat, Mulyono, mengatakan, tiga pemudik itu sebelumnya pulang dari Jakarta, Kalimantan, dan Lampung.

Tiba di kampung, mereka sudah diminta untuk melakukan karantina mandiri selama 14 hari.

Namun, karena tidak tertib, mereka dijemput Satgas Covid-19 Desa Sepat dan dikarantina di rumah hantu.

"Dua hari mereka nangis-nangis terus. Tiap malam malam katanya didatangi dan dibayang-bayangi hantu di rumah hantu," kata Mulyono, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (25/4/2020).

Setelah kejadian itu, orangtua pemudik memohon kepada kepala desa agar anak mereka bisa dikarantina di rumah.

Mulyono akhirnya mengabulkan permohonan itu dengan syarat orangtua harus mengawasi anaknya dengan ketat.

"Orangtuanya setuju untuk membantu dan mengawasi anaknya karantina mandiri di rumah akhirnya kita lepaskan dari rumah hantu," ujar dia.

Baca juga: Kisah-kisah Warga yang Masih Berupaya Mudik Meski Dilarang, Tak Jujur, 100 Orang Dipaksa Putar Balik

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com