Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Tasikmalaya Ramai Jelang Ramadhan, Warga Berjubel dan Jalanan Macet

Kompas.com - 23/04/2020, 12:15 WIB
Irwan Nugraha,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Warga Tasikmalaya masih terlihat berjubel asyik berbelanja jelang awal puasa di bulan Ramadhan meski penerapan social distancing dan physical distancing terus digalakkan oleh pemerintah daerah setempat.

Lokasi kios daging dan ikan di Pasar Induk Cikurubuk Kota Tasikmalaya terlihat dipadati pembeli untuk stok kebutuhan sahur dan buka puasa di hari pertama puasa pada Kamis (23/4/2020) pagi.

Jalan di lokasi pasar tersebut pun terlihat padat dan sesekali mengalami kemacetan karena membludaknya pembeli sejak dua hari terakhir.

"Sebelumnya sepi. Baru ada dua hari menjelang masuk hari pertama puasa mulai ada peningkatan pembeli. Sekarang semakin ramai dan banyak sekali pembeli," jelas Asep (46), salah seorang pedagang di Pasar Cikurubuk, Kamis pagi.

Peningkatan pembeli di pasar justru berbeda dengan hari menjelang puasa tahun-tahun sebelumnya.

Kali ini banyak masyarakat yang membeli kebutuhan selama puasa dengan jumlah banyak.

Baca juga: Tradisi Padusan Jelang Ramadhan Dilarang pada Tahun Ini

Pasar diserbu karena harga lebih murah

Padahal, biasanya belanja jumlah banyak seperti ini baru dilakukan pembeli kalau menjelang akhir puasa atau stok buat Lebaran.

"Sekarang sudah kayak Lebaran, banyak pembeli yang membeli junlahnya banyak. Mungkin buat stok juga sekarang supaya tak keluar lagi ke pasar saat musim corona," tambah Asep.

Imas Munaah (52), salah seorang pembeli asal Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya, mengaku dirinya sengaja membawa mobil bak untuk belanja kebutuhan selama bulan Ramadhan.

Apalagi selama ini jarak antara rumahnya dengan pasar induk Cikurubuk harus ditempuh selama hampir 2 jam perjalanan dan memilih lokasi pasar ini karena harganya murah.

"Saya tadi beli stok saja sekalian buat kebutuhan selama Ramadhan. Saya pilih langsung belanja ke pasar induk Cikurubuk karena harganya lebih murah dibandingkan dengan pasar kecamatan di daerahnya," ujar Imas.

Baca juga: Siasat Pemerintah Agar Tradisi Meugang di Aceh Tetap Berlangsung

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com