Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ingin Terburu-buru, Wali Kota Semarang Pertimbangkan Dampak PSBB

Kompas.com - 20/04/2020, 15:27 WIB
Riska Farasonalia,
Dony Aprian

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.comWali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengaku masih mempertimbangkan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

 

 

Menurutnya, perhitungan PSBB harus dipersiapan secara matang untuk meminimalisir dampak terhadap warga.

"Masih perlu dihitung cermat supaya meminimalkan dampak terhadap warga terkait penerapan tersebut. Sedang kita diskusikan dengan internal. Sedang kita kaji, semoga dalam waktu dekat akan selesai,” ujar pria yang akrab disapa Hendi ketika dihubungi Kompas.com, Senin (20/4/2020).

Baca juga: Wali Kota Semarang Diminta Tegas Terapkan Physical Distancing ke Warga

Dikatakan Hendi, pemberlakukan PSBB Kota Semarang juga harus memikirkan pula dampak daerah-daerah lain yang berbatasan langsung, seperti Kabupaten Demak, Kendal, dan Kabupaten Semarang.

Kendati demikian, dirinya mengaku sudah berkomunikasi dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terkait hal tersebut.

“Kalau memang petunjuk Pak Gub begitu, segera kita persiapkan PSBB. Harus dikaji benar kemampuan logistik dan pemenuhan kebutuhan pokok warga selama penerapan PSBB,” pungkasnya.

Menyikapi hal tersebut, Ganjar berharap agar kota lain yang mengalami lonjakan tinggi harus mengantisipasi terutama Kota Semarang.

"Saya kira Kota Semarang harus mencermati betul-betul. Karena malam hari itu masih banyak kafe-kafe yang nongkrong. Pagi hari tadi hari ke-25 saya berkeliling setiap hari untuk ngecek dan itu suasana keramaian masih ada," kata Ganjar.

Baca juga: Kronologi Puluhan Dokter RSUP Kariadi Semarang Tertular Corona, Terlambat Identifikasi Pasien

Ganjar juga memerintahkan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi untuk mengkaji dan menghitung dengan cermat kemungkinan diberlakukannya PSBB.

Kajian dan perhitungan tersebut menyangkut aspek sosial ekonomi, transportasi, logistik hingga keamanan.

"Semarang ini sudah masuk kategori merah juga. Jadi harus hati-hati. Kalau kemudian kita tidak bisa mengendalikan akan bisa menambah jumlah pasien," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com