Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Petani Tewas karena Salah Minum Air Apotas

Kompas.com - 18/04/2020, 05:35 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Sugiyah (52) seorang petani di Desa Panolan, Kecamatan Kedungtuban, Blora, Jawa Tengah, tewas setelah minum air apotas (potassium sianida).

Kejadian tersebut terjadi di area persawahan wilayah Desa Sumberarum, Kecamatan Ngraho, Bojonegoro, Jawa Timur, pada Jumat (17/4/2020).

Kejadian bermula saat korban merasa dahaga setelah mencari batang padi untuk pakan ternaknya.

Korban kemudian meminta air kepada petani lain yang ada di sawah tersebut.

Namun, diduga korban salah mengambil botol air minum.

Baca juga: Petani Tewas Setelah Salah Minum, Dikira Air Ternyata Apotas

Saat ditenggak, ternyata botol air yang diminum tersebut berupa air campuran apotas yang biasa digunakan petani untuk mengusir hama.

"Padahal petani yang dimintai minum korban sudah memberi tahu kalau air minumnya ditaruh di dalam tas. Tapi entah kenapa korban salah ambil botol berisi apotas yang ditaruh di bawah pematang sawah," ungkap Kepala Desa Panolan Kurmaeni Kurniawan saat dihubungi Kompas.com.

Mengetahui kondisi itu, para petani kemudian berusaha membawanya ke puskesmas terdekat untuk mendapat pertolongan.

Namun naas, saat berada di perjalanan nyawa korban tak berhasil diselamatkan.

Jenazah korban kemudian diserahkan ke kepada keluarga untuk dimakamkan.

Sementara itu, Sementara itu Kapolsek Kedungtuban Iptu Suharto membenarkan kejadian tersebut. "Iya benar ada yang meninggal minum apotas. Kami juga sudah meluncur ke lokasi," ujarnya.

Penulis : Kontributor Grobogan, Puthut Dwi Putranto Nugroho | Editor : Khairina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com