Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Perawat Meninggal dan 46 Tenaga Medis di RSUP Kariadi Positif Corona

Kompas.com - 17/04/2020, 20:23 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Dua orang perawat yang bekerja di RSUP Kariadi Semarang, Jawa Tengah, hingga saat ini tercatat sudah ada dua korban yang meninggal dunia akibat terjangkit Covid-19.

Perawat pertama yang dinyatakan positif terjangkit Covid-19 meninggal pada Kamis (9/4/2020).

Sedangkan perawat kedua meninggal pada Jumat (17/4/2020) sekitar pukul 10.55 WIB.

Ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jateng Edy Wuryanto mengatakan, perawat kedua yang meninggal dunia diduga tertular saat menangani pasien Covid-19 di ruang Rajawali RSUP Kariadi.

"Secara klinis dinyatakan Covid-19, tertular saat menangani pasien di Ruang Rajawali. Kemudian mengalami infeksi pada paru-parunya. Lantas mengisolasi mandiri di rumah selama 10 hari," katanya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (17/4/2020).

Baca juga: 46 Tenaga Medis Positif Corona di RSUP Kariadi Semarang Tertular Pasien Tidak Jujur

Saat menjalani isolasi mandiri tersebut, menurutnya kondisi korban diketahui terus memburuk.

Karena kondisi itu, akhirnya korban dilakukan perawatan di ruang isolasi RSUP Kariadi Semarang.

"Pasien sempat mengeluhkan sesak napas dan dipindah lagi ke ruang ICU hingga meninggal dunia," katanya.

Adapun jenazahnya, lanjut dia, akan dikebumikan sesuai prosedur penanganan jenazah Covid-19 di Makam Sarangan, Jalan Pramuka Pudakpayung, Banyumanik, Kota Semarang.

Ia berharap, pada pemakaman jenazah rekan seprofesinya kali ini tidak lagi terjadi ada penolakan dari warga seperti sebelumnya.

Baca juga: Satu Lagi, Perawat RSUP Kariadi Semarang Positif Corona Meninggal Dunia

Sementara hingga saat ini, diketahui ada sebanyak 46 tenaga medis di RSUP Kariadi Semarang yang dinyatakan positif terjangkit corona.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku kaget saat mengetahui banyaknya tenaga medis yang dinyatakan positif terjangkit corona tersebut.

Dari informasi yang didapat, banyaknya kasus tenaga medis yang tertular virus corona itu lantaran pasien tidak jujur saat diminta keterangan terkait riwayat perjalanan sebelumnya.

Karena itu, ia berharap kepada para pasien yang pernah bepergian dari daerah zona merah untuk berkata jujur saat diminta keterangan ketika berobat.

Hal itu dilakukan agar tidak membahayakan para tenaga medis yang melakukan penanganan.

"Pasien yang pernah bepergian dari zona merah tolong disampaikan secara jujur kepada dokter. Karena ini akan bisa membahayakan tenaga medis. Tapi ini sudah terjadi, mudah-mudahan semua bisa memahami soal ini," katanya.

Baca juga: Tak Punya Penghasilan akibat Corona, Seorang Ayah Nekat Jual Ponsel Rusak untuk Beli Beras

Terkait dengan kondisi itu, Ganjar juga meminta pihak RSUP Kariadi untuk melakukan evaluasi terhadap SOP yang dijalankan.

"Saya sudah telepon Pak Dirut RSUP Kariadi agar memperbaiki SOP sehingga bisa dicegah. Tata ruang juga di-review sehingga semua akan aman. Saya kira dokter mesti aware terutama soal APD. Sampaikan kepada kita, pasti akan dibantu," katanya.

Penulis : Kontributor Semarang, Riska Farasonalia | Editor : Khairina, Dony Aprian

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com