Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Penolakan Jenazah Pasien Positif Corona di Pasuruan, Asal Jakarta dan Sakit Saat Sambangi Istri

Kompas.com - 14/04/2020, 12:13 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Pemakaman jenazah MI (62) pasien positif Covid-19 sempat ditolak oleh warga Kota Pasuruan, Jawa Timur.

Ia meninggal pada Jumat (10/4/2020) setelah dirawat di Rumah Sakit Bangil, Kabupaten Pasuruan pada Jumat (10/4/2020).

MI adalah warga Jakarta yang datang ke Pasuruan pada 23 Maret 2020 untuk menyambangi istri sirinya.

Saat tiba di Pasuruan, MI mengeluh tidak enak badan, flu, dan batuk. Karena kondisinya tak juga membaik, MI dirujuk ke Rumah Sakit Bangil, Kabupaten Pasuruan pada 2 April 2020.

Setelah sepekan dirawat, MI dinyatakan posiitif Covid-10 dan meninggal pada Jumat, 10 April 2020.

Baca juga: Cium Penggali Kubur, Cara Wali Kota Pasuruan Lawan Provokasi Penolakan Jenazah Positif Corona...

Dianggap bukan warga Pasuruan

Ilustrasi jenazahKompas.com Ilustrasi jenazah
Pelaksana Tugas Wali Kota Pasuruan Raharto Teno Prasetyo bercerita keluarga MI yang di Jakarta tidak mau menerima jenazah pria usia 61 tahun itu.

Akhirnya Pemkot Pasuruan memutuskan memakamkan jenazah MI di TPU Gadingrejo sebagai TPU terbesar di Kota Pasuruan.

”Kabupaten Pasuruan tidak mau menerima jenazah ini karena bukan warganya. Karena tidak ada yang mau menerima jenazah ini, termasuk keluarganya di Jakarta, kami putuskan dengan segala rasa kemanusiaan, kami menerimanya. Kami tracing, ternyata dia punya istri siri di Kota Pasuruan,” kata Teno.

Baca juga: Kronologi Warga Pasuruan Rami-ramai Tolak Pemakaman Jenazah Pasien Positif Covid-19

Awalnya ada lima lokasi yang jauh dari pemukiman yang dipilih untuk tempat pemakaman MI.

Namun karena kontur Kota Pasuruan yang sebagian lebih rendah dari pemermukaan laut, maka pemakanan dilakukan di TPU Gadingrejo.

Saat pemakaman berlangsung, menurut Teno datang sejumlah warga yang menolak pemakaman tersebut. Bahkan ada warga yang membawa parang.

Tejo bercerita ia kemudian mengajak warga berdialog. Bahkan ia mencium kening para penggali makam untuk meyakinkan warga.

Baca juga: Warga Tolak Jenazah Positif Covid-19, Plt Walkot Pasuruan: Saya Cium Kening Para Penggali Makam

”Warga yang takut dan tidak paham kemudian diprovokasi oleh provokator. Oknum yang hanya ingin mencari panggung. Ia menggerakkan anak-anak muda, yang dengan mudah digerakkan. Namun, setelah diberi penjelasan dan saya yakinkan, mereka akhirnya mengerti dan menerima pemakaman jenazah tersebut,” kata Teno dikutip dari Kompas.id, Senin.

Setelah diberi pemahaman, waga menerima dan membubarkan diri.

”Warga yang terprovokasi datang beramai-ramai. Bahkan, ada yang membawa parang. Tapi, setelah kami ajak dialog, saya sentuh nuraninya, bahkan saya mencium kening para penggali makam untuk meyakinkan warga, mereka akhirnya mengerti dan bubar,” kata Teno.

Baca juga: Warga Tolak Pemakaman Jenazah Positif Covid-19 di Kota Pasuruan, Ada yang Bawa Parang

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com