Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov Jabar Tambah Fitur Pengaduan Bansos di Sistem Pikobar

Kompas.com - 13/04/2020, 20:53 WIB
Agie Permadi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menambahkan fitur pengaduan bantuan sosial pada sistem Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar (Pikobar). 

"Sistem di Pikobar sudah kita tambahi namanya fitur pengaduan bansos jadi kalau ada warga Jabar atau perantau yang belum terdata dalam gelombang pertama bantuan, itu bisa kita berikan ruang-ruang pengaduan yang nanti kita bantu," kata Emil di Mapolda Jabar, Senin (14/4/2020).

Baca juga: PSBB Kota Bandung Tinggal Tunggu Rekomendasi Ridwan Kamil

Dikatakan, bantuan sosial yang disalurkan nanti tidak hanya bagi warga yang memiliki kartu tanda penduduk (KTP) Jawa Barat saja, tapi juga bagi mereka yang ber-KTP di luar Jabar atau perantau yang masih bertahan untuk tidak mudik ke kampung halaman.

"Kita akan masukan data dan kita akan tolong dengan tujuh pintu bantuan dari pemerintah yakni kartu PKH, kartu sembako kemudian bansos presiden untuk Jabodetabek, kemudian ada kartu prakerja, dana desa bantuan provinsi dan bantuan kota kabupaten," pungkas Emil.

Seperti diketahui, Menteri Kesehatan telah mengirimkan surat persetujuan yang menyatakan bahwa lima provinsi di Jawa Barat disetujui melaksanakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Rencana penerapan ini akan dimulai tanggal 15 April 2020 hingga 14 hari ke depan.

Lima daerah yang menerapkan PSBB ini yakni Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, Kabupaten Bekasi dan Kota Bekasi (Bodebek).

Pemprov Jabar juga akan menerjunkan semua tim di Jabar untuk memberikan edukasi dan konsekuensi terkait PSBB ini.

Baca juga: Pekan Depan, Jabar Tambah Tes Masif Corona Jadi 1.200 Kali Per Hari

Selain itu, Pemprov Kabar juga berencana kembali melakukan tes masif dengan metode Swab sebanyak 1.200 kali pada pekan depan, jumlah tes ini bertambah dari angka tes sebelumnya.

"Nah, mudah-mudahan dengan simpulan ini insya Allah di Jabar penanganan Covid-19 bisa kita maksimalkan, sudah lebih dari 70.000 alat tes rapid disebarkan dan ada 1.000-an yang positif rapid test dan sekarang sudah kita antrekan di-swab tes, mudah-mudahan hasilnya berbeda, dalam artian tidak positif tapi kalaupun iya kita akan menyampaikan ke publik apa adanya," kata Emil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com