KOMPAS.com - Purbo, Ketua RT 06 Dusun Sewakul, Kabupaten Semarang, mengaku warganya bersikeras menolak pemakaman seorang perawat yang dinyatakan positif corona di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sewakul.
Sebagai Ketua RT, menurut Purbo, harus bisa mengakomodasi aspirasi warganya tersebut.
Meskipun dalam hatinya, dirinya mengaku menangis saat menemui penjaga TPU Sewakul untuk menyampaikan pernyataan sikap warga RT 06 tersebut.
Baca juga: Ketua RT yang Tolak Pemakaman Perawat di Semarang: Saya Menangis, Istri Saya Juga Perawat, tapi...
"Sungguh, saya juga menangis dengan kejadian tersebut. Apalagi istri saya juga perawat, tapi saya harus meneruskan aspirasi warga," ungkapnya.
Namun demikian, insiden penolakan tersebut, menurut Purbo, telah terjadi miskomunikasi yang menyebabkan muncul penolakan tersebut.
Menurut Ketua RW 08, Dusun Sewakil, Daniel Sugito, aksi penolakan tersebut sebelumnya sudah dimediasi sejumlah tokoh, salah satunya Wakil Bupati Semarang, Ngesti Nugraha.
"Tapi warga tetap menghendaki pemakaman dipindah," ujarnya.
Sementara itu, Ketua DPW PPNI Jawa Tengah, Edy Wuryanto, mengaku kecewa dengan aksi penolakan warga RT 06 Dusun Sewakul itu.
Namun, dirinya meminta kepada seluruh perawat untuk tetap memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan tulus dan ikhlas.
"Kami kecewa dan prihatin dengan kejadian ini, tapi perawat harus tetap memberikan pelayanan kesehatan secara profesional," ungkapnya.
Sementara itu, Purbo menyampaikan permintaan maafnya terkait insiden tersebut.
"Atas nama pribadi dan warga saya minta maaf adanya kejadian kemarin itu. Saya minta maaf kepada perawat, warga Ungaran, dan pada seluruh masyarakat Indonesia," ungkapnya, Jumat (10/4/2020) di kantor DPW PPNI Jawa Tengah.