Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter THT PDP Corona Meninggal Diduga Terinfeksi Pasien, IDI Makassar Desak Pemerintah Penuhi APD

Kompas.com - 06/04/2020, 15:20 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Makassar angkat suara terkait meninggalnya dokter THT yang diduga terinfeksi virus corona dari pasiennya.

Menurut dr Wahyudi Muchsin humas IDI Makassar, dr Bernadette Albertine Fransisca dokter THT di Makassar meninggal dengan status pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19.

Menurut Wahyudi, Bernadette diduga terinfeksi dua minggu lalu dari pasien yang datang untuk memeriksakan diri di Rumah Sakit Awal Bros Makassar.

Baca juga: Kisah Haru Tiga Bocah di Makassar Bongkar Celengan untuk Tenaga Medis Beli Masker

Pasien tersebut diduga tak menyampaikan riwayat perjalanan dan gejala corona ke dokter yang memeriksanya.

"Pasiennya itu sudah ada gejala covid, cuma dia tidak menyampaikan ke dokter bahwa dia ada gejala Covid. Ya termasuk riwayat perjalanannya, sehingga kena," ujar Wahyudi kepada Kompas.com melalui telepon, Sabtu  (4/4/2020).

Ia menjelaskan selama wabah pandemi corona, dr Bernadette tak memiliki riwayat perjalanan dari zina merah Covid-19.

Baca juga: Tiga Bocah SD di Makassar Sumbang Uang Celengan untuk Beli APD Tenaga Medis

Desak pemerintah penuhi APD

Ilustrasi dokter dan pasienTero Vesalainen Ilustrasi dokter dan pasien
Wahyudi mengatakan IDI Makassar mendesak pemerintah untuk memenuhi kebutuhan alat pelindung diri (APD) untuk para tenaga medis di rumah sakit.

Hal itu penting karena di Makassar sudah ada beberapa dokter yang terpapar virus corona termasuk dr Bernadette yang telah meninggal dunia.

Saat ini menurut Wahyudi banyak rumah sakit di Makassar yang kekurangan APD. Sementara di sisi lain jumlah pasien positif corona terus meningkat dan butuh pelayanan tenaga medis.

"Kami dari IDI Makassar meminta kepada pemerintah untuk segera menyiapkan APD jangan sampai, para medis ini bertumbangan semua, gimana mau melayani pasien, sementara dokternya tumbang, kan logikanya begitu," ujar Wahyudi.

Baca juga: Dokter THT Berstatus PDP Corona di Makassar Meninggal, Diduga Terinfeksi dari Pasien

Tak hanya itu, ia juga meminta agar warga yang terpapar corona tidak malu menyampaikan ke publik untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Ia memastikan pengungkapan identitas pasien Covid-19, kata Wahyudi, tidak menyalahi Undang-undang Kedokteran karena virus Covid-19 sudah merupakan pandemi global.

"Karena corona atau Covid-19 ini bukan aib, jadi sampaikan saja. Jadi supaya kita tahu di wilayah ini ada pasien PDP jadi bisa di-tracing dia ketemu siapa saja, keluarganya siapa saja, apa-apa yang sudah dia bikin 14 hari ke belakang itu gunanya kenapa kita tracing," tutur Wahyudi.

Baca juga: Pasien Ketujuh Positif Corona di NTB Pernah Ikut Tabligh Akbar di Makassar

Rapid test, terindikasi posisiti corona

Ilustrasi rapid test corona.REUTERS/Fabrizio Bensch Ilustrasi rapid test corona.
Dokter Wahyudi Muchsin, humas IDI Makassar menjelaskan dari hasil rapid test, dokter Bernadette positif terinfeksi virus corona.

Sementara dari hasil foto thoraks, korban memiliki gejala pneumonia.

"(Rapid test) itu menjadi barometer. Tapi yang paling utama PCR pemeriksaan lanjutan yang ada swab-nya. Dan itu belum keluar," kata Wahyudi 

Dokter THT Bernadette Albertine Fransisca sempat menjalani perawatan di Rumash Sakit Awal Bros Makassar tempatnya bekerja selama dua hari.

Ia kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dan meninggal pada Sabtu (4/4/2020) dini hari di rumah sakit rujukan Covid-19.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Himawan | Editor: Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com