Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Rapid Test, 226 Jemaat GBI Bandung Terindikasi Positif Corona

Kompas.com - 04/04/2020, 11:02 WIB
Dendi Ramdhani,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, progres rapid test yang dilaksanakan pemerintah kota dan kabupaten banyak membawa temuan baru.

Salah satunya, kian bertambahnya jumlah warga yang terindikasi positif virus corona.

Dari data sementara, terdapat 677 individu yang terindikasi positif. Sebanyak 226 orang di antaranya merupakan peserta seminar keagamaan Gereja Bethel Indonesia (GBI) di Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Baca juga: Sejumlah Jalan di Bandung Kembali Ditutup dari Jumat hingga Minggu

Meski demikian, orang yang terindikasi positif corona itu akan kembali menjalani tes swab guna memastikan status kesehatannya.

"Kita menemukan peta baru yang selama ini tidak terlihat. Dari 677 itu yang terindikasi positif, 310 ada di kota Sukabumi di institusi kenegaraan, 226 indikasi positif di Kota Bandung, datang dari klaster GBI Lembang," ujar Emil, sapaan akrabnya, di Gedung Pakuan, Bandung, Jumat (3/4/2020) sore.

Temuan lainnya, ia mendapati adanya potensi penyebaran Covid-19 di empat lembaga kenegaraan.

Ia enggan menyebutkan lembaga apa saja yang dimaksud. Ia pun meminta lembaga tersebut segera berkoordinasi dengan Pemprov Jabar agar segera dilakukan pemeriksaan.

"Terdapat empat institusi kenegaraan yang terindikasi positif, tapi untuk dites lebih lanjut. Saya mengimbau di pemerintah pusat yang memiliki lembaga pendidikan di Jabar agar berkoordinasi dengan kami untuk melakukan pengetesan siswa yang sedang berasrama atau tinggal di lingkungan institusi tersebut," paparnya.

Baca juga: Setelah Rapid Test, 1 Praja Putri IPDN Dirujuk ke RSHS Bandung

Emil menjelaskan, Pemprov Jabar telah menyebarkan 61.000 alat rapid test ke 27 kabupaten atau kota. Namun, hingga saat ini, baru 15.000 laporan yang masuk.

"Karena dinamikanya beda-beda. Jika dibandingkan provinsi lain, kita paling banyak mengampanyekan, menyosialisasikan. Hasilnya, kita menemukan peta baru yang mengisolasi, memblokade dengan terukur dan baik," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com