Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Viral Foto Lockdown Desa di Magetan, Masuk Zona Merah, 60 Orang Isolasi Mandiri

Kompas.com - 01/04/2020, 14:02 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sebuah foto pintu desa ditutup dengan tanggal dan kayu bertuliskan 'lockdont' viral di media sosial.

Dari hasil penelusuran Kompas.com, foto ini diketahui diambil di salah satu desa di Kecamatan Barat, Magetan, Jawa Timur.

Hal tersebut dibenarkan oleh Camat Barat Yok Sujarwadi. Kepada Kompas.com, Yok bercerita jika desa tersebut masuk zona merah Covid-19 setelah salah satu warganya berstatus PDP meninggal dunia.

Baca juga: 60 Warga Isolasi Mandiri, Desa di Magetan Berlakukan Lockdown

Dua puluh kepala keluarga  yang terdiri dari 60 jiwa pun karantina mandiri selama 14 hari.

"Di kawasan gang tersebut ada 20 kepala keluarga, sekitar 60 jiwa dan 20 di antaranya anak-anak yang melakukan isolasi mandiri di satu RT," kata dia Selasa (31/3/2020).

Menurut Yok, desa tersebut tidak benar-benar ditutup. Namun tulisan tersebut bersifat imbauan agar warga lebih wasapada.

Baca juga: Viral Foto Lockdown Desa di Magetan, Ini Penjelasan Camat Barat

“Itu hanya imbauan, bukan ditutup. Itu untuk kewaspadaan warga dari desa tersebut maupun dari luar desa,” kata Yok.

Camat Yok tidak menjelaskan status kesehatan 20 KK yang melakukan isolasi mandiri dan menolak menyebutkan nama desa tersebut.

Baca juga: Menangis Izinkan Anak Jadi Relawan Covid-19, Bupati Magetan: Saya Tahu Mengancam Nyawa

Dapat bantuan sembako dari pemda

Foto penutupn jalan menuju desa  untu mencegah penyebaran virus corona beredar di media sosial di Magetan.KOMPAS.COM/SUKOCO Foto penutupn jalan menuju desa untu mencegah penyebaran virus corona beredar di media sosial di Magetan.
Camat Barat Yok Sujarwadi mengatakan selama 14 hari isolasi mandiri, para warga mendapatkan bantuan sembako seperti sarapan, susu, obat-obatan, hingga buah-buahan dari pemerintah kabupaten.

Selain itu kesehatan mereka juga dipantau oleh petugas kesehatan.

“Setiap pagi diantarkan sarapan, ada juga bantuan sembako, susu dan buah-buahan. Tim medis rutin memeriksa kondisi kesehatan mereka,” kata dia.

Tak hanya itu. Untuk memudahkan komunikasi, pemerintah membuat grup WhatsApp.

Baca juga: Bupati Magetan Menangis Saat Anaknya Minta Izin Jadi Dokter Relawan Covid-19

Di grup tersebut, mereka berkomunikasi dan memantau kondisi warga tanpa harus kontak langsung.

“Pihak desa sudah buat grup WA, jadi kami bisa komunikasi apa kebutuhan mereka dan bagaimana kondisi mereka melalui grup tersebut,” ujar dia.

Dukungan juga mengalir dari warga sekitar.

Baca juga: Dua Warga Magetan yang Positif Corona dan Meninggal ikut Seminar di Bogor

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com