Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/03/2020, 20:42 WIB
Fitri Rachmawati,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.COMGubernur NTB Zulkieflimansyah mengatakan, pihaknya telah melakukan tracing terhadap orang-orang yang melakukan kontak dengan satu pasien positif Covid-19 di NTB.

Sejumlah orang yang sempat kontak dengan pasien telah diperiksa oleh petugas Dinas Kesehatan NTB dan Lombok Timur, termasuk warga di desa tempat pasien tersebut tinggal.

Untuk itu Gubernur mengimbau warga NTB untuk tidak panik

"Untuk yang pernah kontak atau berinteraksi dengan pasien, dipastikan mereka di tracing semua. Petugas dari dinas kesehatan sudah melakukan itu, melacak lingkungan mana saja yang pernah dia datangi, Ini akan lebih mudah karena sejak awal kita sudah mengidentifikasi penderita yang positif," ujar Zulkiefli, Selasa (24/3/2020).

"Yang gawat kalau kita tidak mampu mengidentifikasinya. Misalnya, yang terjangkit di sini (NTB) angkanya nol. Padahal sebenarnya banyak, tapi belum ketahuan. Saya kira lebih baik sudah teridentifikasi," kata Zulkiefli menambahkan.

Baca juga: Sebaran 107 Kasus Baru Covid-19: NTB dan Sumsel Catat Kasus Pertama

Zulkiefli mengatakan, pihaknya sudah memikirkan segala kemungkinan, termasuk kemungkinan terburuk jika jumlah pasien positif terus bertambah.

Untuk itu, Zulkiefli juga minta kerjasama dari media untuk bisa memberikan informasi yang benar dan tidak sampai menakut-nakuti masyarakat.

"Jangan dibuat mencekam, karena kalau dibikin mencekam, bahayanya di desa-desa ada orang yang belum positif saja sudah ingin mengusir. Nah, ini kan bahaya kalau begini, kalau beritanya dibuat mencekam. Bahkan baru PDP saja setelah sembuh tidak diterima di kampungnya, ini kan bahaya," kata Gubernur.

Gubernur juga mengingatkan agar masyarakat tidak membuat stigma negatif bagi penderita yang dinyatakan positif, apalagi sampai diusir dari kampung.

Hal ini tentu akan sangat merugikan dan membuat warga makin khawatir.

Kepala Dinas Kesehatan NTB Nurhandini Eka Dewi mengatakan, masyarakat tidak perlu panik berlebihan.

Ini karena virus corona bisa dihadapi dengan menjaga kesehatan terutama daya tahan tubuh, menjaga kebersihan, tetap cuci tangan setelah berpergian, tidak menyentuh bagian wajah sebelum mencuci tangan.

"Tetaplah beranggapan bahwa kita berisiko terpapar, dan itu akan membuat kita waspada," kata Eka.

Baca juga: UPDATE: Kasus Pertama, 1 Warga NTB Positif Covid-19

Dia juga meminta warga memahami bahwa warga yang berstatus PDP dan diisolasi di rumah sakit, belum tentu positif corona sebelum ada pemeriksaan laboratorium.

"Jika ada yang positif, bukan dikucilkan tetapi dibantu agar segera sembuh. Penyakit ini bisa disembuhkan, asalkan tubuh kita kuat melawan virusnya. Sebisa-bisanya kita menjauhi kontak dengan orang lain. Di rumah saja dulu agar sebaran penularannya bisa kita tekan. Mari bantu tim medis kita dengan berada di rumah saja," ucap Eka.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com