Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RSUD Dr Moewardi Solo Buat APD Sendiri, Modalnya Rp 40.000

Kompas.com - 23/03/2020, 17:03 WIB
Labib Zamani,
Khairina

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Moewardi Kota Surakarta berhasil membuat alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis untuk menangani pasien coronavirus disease 2019 (Covid-19).

Pembuatan APD tersebut dilatarbelakangi sulitnya mencari alat tersebut, dan kalaupun ada, harganya sangat mahal.

"Maka, kita tim dari Moewardi itu mengakali bagaimana supaya kita mandiri dan tidak bergantung. Dan, kita bisa membuat suatu bahan alat pelindung diri sesuai dengan standar, tapi murah," kata Direktur RSUD Dr Moewardi Kota Surakarta, Cahyono Hadi, ketika ditemui di Balai Kota Surakarta, Jawa Tengah, Senin (23/3/2020).

Baca juga: Kisah Haru 50 Anggota Tim Medis yang Tangani Corona, Dikarantina dan Tak Bisa Bertemu Keluarga

APD tersebut dibuat dengan menggunakan bahan dari material polypropylene spunbond.

Bahan ini diklaim bebas dari bakteri sehingga aman saat digunakan para tenaga medis RSUD Dr Moewardi Kota Surakarta dalam menangani pasien yang terinfeksi virus corona.

"Memang bahan ini kita pakai saat flu burung. Jadi ini sudah sesuai dengan standar kita," ungkap dia.

Pihaknya turut menggandeng pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Solo dalam pembuatan alat pelindung diri bagi tenaga medis.

Sehari bisa membuat sebanyak 100-200 buah alat pelindung diri.

"Karena produksinya hanya untuk sendiri, jadi maksimal kita hanya bisa membuat 100-200 buah alat pelindung diri per hari," kata dia.

Baca juga: Bupati Banyumas Bagikan Hand Sanitizer Berbahan Ciu Gratis kepada Pengguna Jalan

"Dan itu tidak kita komersilkan. Tapi, setelah kita pakai ada sisa banyak, maka kita kirimkan ke dinas kesehatan dan kita membantu rumah sakit-rumah sakit yang lain yang memerlukan," ujarnya.

Dikatakan, bahan yang digunakan untuk pembuatan alat pelindung diri tersebut bisa dibeli di toko kain di Solo.

Adapun untuk biaya produksi satu buah alat pelindung diri tersebut berkisar antara Rp 35.000-Rp 40.000.

"Tapi kita tidak jualan pada prinsipnya. Tapi terserah pada pemerintah daerah kalau dikembangkan untuk kebutuhan kita mendatang, ya siap untuk eksistensi," tuturnya.

Lebih jauh, Cahyono mengatakan, kebutuhan alat pelindung diri bagi tenaga medis tidak bisa ditentukan, tergantung dengan jumlah pasien terpapar virus corona yang ditangani.

"Jadi kalau pasiennya satu kita butuh sekitar 15 alat pelindung diri satu harinya. Karena satu tim ada dokter dan perawat. Sehari ada tiga shift," kata Cahyono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com