Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tewas Dianiaya Ayah, Ibu Tiri dan Tante, Balita di Bukittinggi Alami Pendarahan di Kepala

Kompas.com - 21/03/2020, 13:00 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Alami pendarahan otak setelah dipukul pipa peralon oleh ayah kandung, ibu tiri dan tantenya, balita berusia 3,5 tahun di Bukittinggi, tewas saat menjalani perawatan di rumah sakit, Minggu (15/3/2020).

Peristiwa tragis tersebut terungkap setelah ibu kandung korban melihat kondisi tubuh buah hatinya penuh luka lebam. Ibu korban pun sempat melihat anaknya tersebut kejang-kejang. 

Melihat kondisi itu, ibu korban segera melapor ke polisi. Sayang, saat polisi tiba di rumah sakit, balita 3,5 tahun itu meninggal.  

"Ketiga pelaku sudah ditetapkan sebagai tersangka yang dijerat dengan Undang-undang Perlindungan Anak dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara," kata Kapolres Bukittinggi, AKBP Iman P Santoso yang dihubungi Kompas.com, Sabtu (21/3/2020).

Baca juga: Balita 3,5 Tahun di Bukittinggi Tewas Dianiaya Berjamaah oleh Ayah, Ibu dan Tante

Iman menjelaskan, ketiga pelaku yang diamankan adalah H (27), ayah kandung korban, RR (26) ibu tiri, dan adik RR yang berinisial RY.

Berdasar hasil penyelidikan H, yang tinggal di Jorong Guguak Tinggi, Nagari Guguak Tabek Sarojo, Kecamatan IV Koto, Agam, Bukittinggi, memberitahu ibu kandung korban jika AFH dirawat di rumah sakit. 

Ibu AFH pun segera pergi ke rumah sakit. Namun, saat meihat kondisi anaknya, ibu korban pun muncul rasa curiga.

Baca juga: Cerita Kriminal Akhir Pekan: Memburu Penyebar Hoaks Corona

Saat ini polisi masih mendalami keterangan ketiga pelaku.

Polisi juga mengamankan sebuah pipa paralon yang diduga digunakan untuk menyiksa korban.

"Pelaku kita amankan pada Kamis (19/3/2020) dengan barang bukti sebuah pipa paralon yang diduga dijadikan alat memukul korban," jelas Iman.

(Penulis: Kontributor Padang, Perdana Putra | Editor: Aprillia Ika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com