Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Subang Imbau Basmi Kelelawar, Dedi Mulyadi Sebut Kebijakan Tak Berdasar

Kompas.com - 20/03/2020, 16:19 WIB
Farida Farhan,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Bupati Subang mengeluarkan edaran yang berisi sejumlah instruksi pencegahan penyebaran Covid-19.

Selain mengundur perayaaan HUT Kabupaten Subang ke-72, meliburkan sekolah TK, SD dan SM, dalam edaran tersebut, warga diminta memusnakan kelelawar di lingkungan sekitar.

"Membasmi kelelawar hanya yang hinggap di rumah, tidak membasmi habitat," ujar Euis Hartini, Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Kabupaten Subang dihubungi melalui telepon, Jumat (20/3/2020).

Euis menyebut, seluruh dinas di lingkungan Pemkab Subang menindaklanjuti surat edaran bupati di masing-masing lini.

Baca juga: Imbas Wabah Corona, Harga Daging Kelelawar di Tomohon Anjlok

 

Misalnya Dinas Ketenagakerjaan menindaklanjuti sosialisasi kepada perusahaan untuk membuat Standar Operating Prosedur (SOP) pencegahan Covid-19.

"Selain itu, Dinas Pariwisata kepada PHRI dan pengelola destinasi wisata. Juga di sektor lain kita tindaklanjuti," kata dia.

Dihubungi terpisah, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi menilai, poin membasmi kelelawar tersebut keliru.

Ia bahkan meminta bupati Subang mencabut poin membasmi kelelawar dalam surat edaran tersebut.

"Saya minta edaran tersebut dicabut karena tidak memiliki dasar kebijakan yang memadai," kata Dedi melalui telepon.

Sebab, kata Dedi, menurut ahli, virus pada kelelawar berupa corona beta. Sementara yang masuk ke tubuh manusia adalah corona alfa.

Ia khawatir jika kelelawar dibasmi justru akan menimbulkan persoalan baru.

"Saya khawatir (imbauan membasmi kelelawar) akan meresahkan masyarakat," kata dia.

Baca juga: Ahli Patologi IPB: Virus Corona Bisa Menyebar di Indonesia lewat Kelelawar Buah

Apalagi, kasus Covid-19 yang ditemukan di Indonesia kebanyakan karena imported case dan ditularkan dari manusia ke manusia, bukan dari kelelawar.

"Beberapa kasus yang saya temukan kan mereka yang positif (Covid-19) baru pulang dari luar negeri kok, seperti di Purwakarta" kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com