Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa di Banjarmasin Olah Kayu Bajakah Jadi Hand Sanitizer

Kompas.com - 19/03/2020, 15:52 WIB
Andi Muhammad Haswar,
Dony Aprian

Tim Redaksi

BANJARMASIN, KOMPAS.com - Sejumlah mahasiswa Jurusan Farmasi Universitas Sari Mulia (Unism) Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) berinisiatif membuat hand sanitizer menggunakan kayu bajakah.

Pasalnya, hand sanitizer saat ini sulit didapatkan di pasaran dan dibanderol mahal pasca merebaknya virus corona di Indonesia.

Ketua Jurusan Farmasi Unism Noval mengatakan, berdasarkan penelitian kayu bajakah terbukti berfungsi sebagai antimikroba.

Terlebih, salah satu tumbuhan liar di hutan Kalimantan ini sangat mudah didapat.

"Kayu bajakah setelah diteliti ternyata bisa berfungsi sebagai antimikroba. Maka kita coba bajakah karena selain itu juga mudah untuk didapat. Harapannya memang juga bisa berfungsi sebagai antiseptik," katanya saat ditemui, Kamis (19/3/2020).

Baca juga: SMKN 13 Bandung Bagikan Hand Sanitizer Gratis Hasil Produksinya

Dia menambahkan, kayu bajakah ini sebagai pengganti hidrogen peroksida yang terkandung pada hand sanitizer.

Sebelum dicampur menggunakan alkohol, kayu bajakah yang sudah dipotong-potong harus diolah terlebih dahulu.

Setelah itu, kayu bajakah dengan takaran 50 gram direbus terlebih dahulu ke dalam 500 milimeter (mm) air.

"Setelah mendidih, biarkan dingin perlahan dengan kondisi wadah tetap tertutup rapat, kemudian disaring dan ambil airnya," ujarnya.

Air rebusan dari kayu bajakah tadi kemudian ditambahkan dengan 420 mm ethanol 96 persen dan juga 7 mm gliserin 98 persen.

Baca juga: Polres Cianjur Bikin Hand Sanitizer untuk Dibagikan ke Masyarakat

Jika sudah dicampur, olahan kayu bajakah tersebut dimasukkan ke wadah khusus dan siap digunakan sebagai hand sanitizer.

"kita mengacu kepada standar WHO, yaitu ada alkohol 96 persen, kemudian ada hidrogen peroksida ada gliserin dan aquades. Formula kedua ini kita mengganti hidrogen peroksida dengan bajakah," ucapnya.

Menurutnya, hand sanitizer buatan mahasiswa ini untuk sementara digunakan di lingkungan dan masyarakat sekitar kampus.

Pihak kampus Unism, kata dia, juga belum ada wacana untuk memproduksi secara massal untuk diperjualbelikan.

"Akan ada pengujian lanjutan untuk membuktikan apakah memang memiliki efektifitas terhadap sediaan hand sanitizer ini," ungkapnya.

Selain kayu bajakah, lanjutnya, terdapat beberapa tumbuhan yang juga bisa dijadikan sebagai pengganti hidrogen periksoda yang mengandung anti mikroba.

Salah satunya adalah tanaman bundung yang juga banyak dijumpai di Kalsel.

Bundung pun kini menjadi bahan cadangan di laboratorium farmasi Unism sebagai cadangan pengganti kayu bajakah.

"Bundung itu juga bisa sebagai anti mikroba, itu sudah juga ada penelitiannya, itu bisa kita ganti sebagai cadangan selain bajakah," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com