Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Seru Guru dan Orangtua Belajar di Rumah: Rebutan Gadget, Server Down, hingga Tenggang Rasa

Kompas.com - 18/03/2020, 11:22 WIB
Reni Susanti,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Untuk mencegah penularan Coronavirus Disease (Covid-19), Pemprov Jawa Barat meliburkan sekolah selama dua pekan.

Selama itu, pembelajaran dilakukan secara daring (online) dengan sebutan belajar di rumah. Bagi sebagian orangtua dan guru hal ini adalah pengalaman baru.

“Repot, mana anaknya susah belajar. Setelah beres harus fotoin dan kirim ke gurunya pada batas waktu tertentu,” ujar Titin, warga Permata Biru Bandung, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (18/3/2020).

Baca juga: Bukannya Belajar di Rumah Cegah Penyebaran Corona, Para Pelajar Ini Malah Nongkrong di Warung

Titin mengaku masih beruntung karena anak yang diurus hanya satu.

Pengalaman luar biasa dialami orangtua yang memiliki anak lebih dari satu.

Seperti Arie Lukihardianti yang memiliki tiga anak laki-laki. Rumahnya mendadak lebih heboh dari biasanya karena kebijakan belajar di rumah.

“Kalau ada tiga mata pelajaran hari itu, berarti ada tiga materi dan tiga tugas per anak yang dikerjakan secara online,” kata Arie.

Belum lagi, karena anaknya belajar di sekolah Islam, maka pembiasaan di sekolah harus dibawa ke rumah. Misal al matsurat, murojahah, tahsin, tahfidz, dan shalat dhuha.

Persoalannya, gadgetnya hanya ada satu. Jadi untuk melihat tugas, mengirimkan, dan membuat evaluasi, menggunakan gadget yang sama.

“Jadi kebayang dong, anak tiga berebut hp. Berantem juga. Sisi positifnya, anak belajar sambil belajar antre (gadget), kerja sama, dan toleransi,” tuturnya.

Yang terpenting, kesiapan orangtuanya.

Dari yang biasa membimbing PR (pekerjaan rumah), kini harus memberikan materi, mendampingi pengerjaan tugas, hingga pengiriman tugas melalui email dan WhatsApp dalam waktu tertentu.

“Abis gitu, kita harus ngisi evaluasi kelas online, kalo ga isi dianggap tidak mengerjakan. Padahal sebelumnya sudah dikirim via email dan WA,” ungkapnya.

Semua proses ini baru selesai pukul 19.00 WIB. Disaat anak-anak mengerjakan tugas, Arie baru bisa beres-beres rumah dan menyelesaikan pekerjaan kantornya.

“Ini semua teman-teman aku pada ngeluh, jadi susah mau ngapa-ngapain,” imbuh Arie.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com