KOMPAS.com - Bupati Belu Willy Lay mengatakan, salah satu penyebab tingginya angka kematian pasien demam berdarah dengue (DBD) di Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), adalah warga takut ke rumah sakit karena tak memiliki kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
Hal itu membuat penanganan terhadap pasien terlambat, karena saat pasien datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi kritis.
“Saya sudah cek langsung, ternyata masyarakat takut datang ke rumah sakit karena tidak punya BPJS," ungkap Willy, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (13/3/2020) malam.
Baca juga: Cerita Sedih Bupati Belu, Pasien DBD Meninggal di Depan Mata
Melihat kondisi itu, Willy segera memerintahkan seluruh kepala desa, lurah, camat dan instansi lainnya untuk membawa warga yang menderita demam ke puskesmas atau rumah sakit tanpa dipungut biaya.
"Semua pasien yang datang berobat tidak usah bayar. Gratis dulu, supaya mereka tidak takut datang. Ada BPJS atau pun tidak, tetap harus ditangani," tegas dia.
Selain itu, Willy mengatakan, kasus DBD di Belu sudah bisa ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB), namun pemerintah daerah masih berkonsultasi dengan Dinas Kesehatan NTT.
“Saya lebih senang KLB sehingga penanganannya lebih cepat dan terkendali, dan bisa minta bantuan dari pemerintah pusat,” kata Willy.