Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/03/2020, 14:49 WIB
Idon Tanjung,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Tim dari Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC- BPPT) diterjunkan untuk melaksanakan siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) melalui operasi  Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Provinsi Riau.

Kepala BBTMC-BPPT Tri Handoko Seto mengatakan, dalam operasi ini tim TMC didukung oleh TNI AU.

Tim akan mengoptimalkan potensi awan menjadi hujan guna pembasahan lahan-lahan gambut dan pengisian embung-embung penampungan air untuk mencegah terjadinya karhutla yang lebih luas dan tidak terkendali.

"Pelaksanaan operasional TMC tahun ini merupakan salah satu tindakan pencegahan karhutla di Provinsi Riau. Berdasarkan historis fluktuatif jumlah titik hotspot meningkat pada Maret dan periode puncak pada Agustus hingga September 2020," ujar Tri Handoko Seto dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (11/3/2020).

Baca juga: Cerita Nelayan Riau Selamat dari Terkaman Buaya Saat Menjala Udang

Menurut Seto, operasional TMC di Provinsi Riau tidak hanya bertujuan untuk mematikan titik api karhutla. Akan tetapi, TMC juga untuk menjaga kelembaban tanah gambut agar tidak sampai menjadi kering. 

Dia memaparkan, faktor kelembaban tanah gambut menjadi hal yang penting untuk terus dipantau secara kontinyu guna mengetahui tingkat kekeringan yang dapat menjadi sinyal kerawanan bencana karhutla di suatu wilayah. 

Strategi pelaksanaan TMC dapat lebih difokuskan untuk membasahi atau re-wetting area gambut yang dinilai mempunyai tingkat kekeringan yang perlu diwaspadai. 

"Dengan tetap terjaganya kelembaban tanah pada area lahan gambut, maka potensi terjadinya kebakaran di area lahan gambut akan semakin berkurang," papar Seto.

Baca juga: Negatif Corona, Satu Pasien di Riau Segera Dipulangkan

Kepala Bidang Penerapan TMC BBTMC Budi Harsoyo menambahkan, untuk membangun sistem monitoring di area lahan gambut, BBTMC telah mengembangkan Sistem Monitoring Online Kandungan Air Lahan Gambut untuk Early Warning System Karhutla (SMOKIES) dengan menempatkan sejumlah instrumen ukur parameter cuaca dan hidrologi berupa Automatic Weather Station (AWS) dan Sensor Ultrasonik untuk pengukuran Tinggi Muka Air (TMA) lahan gambut.

"Kedua instrumen ini berfungsi untuk mengukur parameter cuaca dan TMA lahan gambut hingga kedalaman 1.5 meter dan datanya secara real time ditransmisikan ke server di BPPT setiap 1 jam," kata Budi.

Penempatan instrumen SMOKIES ini, sambung dia, perlu diperbanyak lokasi pengukurannya agar memberikan gambaran monitoring tinggi muka air lahan gambut yang representative di beberapa provinsi rawan karhutla.

Sementara itu, posko TMC Karhutla Riau dipusatkan di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru

Dalam operasi TMC, tim akan menggunakan pesawat TNI AU CASA 212 dari Skuadron 4 Lanud Abdulrachman Saleh Malang. Dan hari ini tim melaksanakan TMC di Riau.

Baca juga: Polisi Tangkap Pelaku Pembakaran Hutan di Riau

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com