Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Tim Medis RSUD Tasikmalaya Pakai Jas Hujan Plastik Saat Tangani Pasien Suspect Corona

Kompas.com - 09/03/2020, 06:04 WIB
Irwan Nugraha,
Farid Assifa

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Tim medis khusus penanganan Covid-19 RSUD Soekardjo Kota Tasikmalaya terlihat memakai seragam tak biasa, yakni jas hujan plastik saat menangani 1 WNA Filipina dan 2 WNI yang diduga suspect corona pada Sabtu, 7 Maret 2020 kemarin.

Para petugas berbaju jas hujan plastik itu pun terlihat mengantar ketiga pasien di dalam ambulans saat dirujuk ke RSU Gunung Jati Cirebon Sabtu kemarin.

Baca juga: Wabah Virus Corona, Harga Jahe Merah di Tasikmalaya Naik 400 Persen

Berbeda dengan tim medis corona daerah lain yang memakai alat pelindung diri (APD) berstandar internasional, petugas di RSUD Soekardjo Tasikmalaya memakai APD jas hujan plastik berstandar pasar.

Hal itu dibenarkan Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman bahwa petugas yang menangani 3 orang diduga suspect corona di rumah sakit milik daerah itu memakai jas hujan plastik berwarna biru muda.

Soalnya, APD yang biasanya dipakai di ruang isolasi selama ini dipergunakan satu kali pakai dan persediaannya telah habis.

Sehingga, petugas medis pengantar rujukan tiga pasien itu terpaksa memakai jas hujan dan sepatu bot plastik yang biasa dipakai ke sawah.

"Memang untuk alat pelindung diri yang ada di ruang isolasi khusus sangat minim. Mengingat jas tersebut dipergunakannya hanya satu kali. Karena keterbatasan itu, kemarin tim terpaksa harus membeli jas hujan yang sederhana dan sepatu bot. Kita sudah meminta bantuan ke Kementerian untuk pengadaan APD," jelas Budi kepada wartawan, Minggu (8/3/2020).

Ditambahkan Budi, selama ini APD standar internasional di ruang isolasi sudah tidak tersedia.

Padahal perlengkapan medis itu sangat dibutuhkan mengingat penyebaran virus corona yang sudah ditetapkan sebagai kejadian luar biasa nasional.

"Untuk alat pendeteksi suhu badan juga sekarang ini sulit didapatkan karena banyak yang memborong. Kami selama ini masih berharap agar Kementerian Kesehatan bisa membantu," harap Budi.W

Rencana beli alat deteksi corona

Sebelumnya, Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman berencana membeli alat detrksi virus corona sehari sebelum ditemukan 3 pasien diduga suspect corona. 

Budi saat itu terlihat bersemangat ingin membeli alat pemeriksaan Covid-19 yang akan dipakai di laboratorium milik pemerintah RSUD Soekardjo Kota Tasikmalaya.

Ia pun menyanggupi biaya pembelian alat itu dengan memakai anggaran tanggap darurat yang siap dicairkan milik Pemkot Tasikmalaya.

Baca juga: Tiga Pasien Suspect Corona RSUD Tasikmalaya Menginap di Satu Hotel, Terdeteksi Cek Kesehatan

Namun, keinginannya kandas saat dijelaskan oleh tim kedokteran RSHS Bandung lewat telekonferensi bahwa bukan alatnya yang sulit tapi harus memiliki sertifikasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Saya tadinya semangat sudah beli saja alat pemeriksaan virus corona Covid-19 untuk di laboratorium RSUD, jadi kalau ada pasien nantinya di Kota Tasikmalaya tak harus dirujuk ke rumah sakit lain. Kalau sekitar Rp 1 sampai 2 miliar kita sanggup beli dari dana tanggap darurat cairkan. Tapi ternyata bukan alatnya yang sulit tapi izinnya harus di WHO," jelas Budi kepada wartawan, Jumat (6/3/2020).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com