KOMPAS.com - Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Abdullah menyadari, sebagai daerah wisata, kualitas dan lebar jalan di kawasan Toraja Utara saat ini masih berada di bawah standar.
Ruas jalan di kawasan Kete Kesu, Toraja Utara, contohnya. Sebagai desa wisata yang dikenal karena adat dan kehidupan tradisional masyarakat, jalan di Kete Kesu terbilang sempit.
"Ini Kete Kesu, jalannya 3,5 meter di bawah standar. Ini menjadi keluhan para turis. Makanya kami punya jalan standar provinsi minimal 7 meter, tambah 2 meter bahu jalan," kata Nurdin saat meninjau lokasi pembangunan jalan Bua-Rantepao.
Untuk diketahui, sejak tahun 2019 lalu, pemerintah provinsi Sulsel melakukan pembangunan jalan poros sepanjang 40 kilometer dari Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu menuju Kecamatan Rantepao, Toraja Utara.
Baca juga: Pembangunan Jalan Bua-Rantepoa Telan Biaya Rp 200 Miliar
Terkait pembebasan lahan untuk pembangunan ruas jalan, Bupati Toraja Utara Kalatiku Paembonan mengatakan, pembangunan itu didukung masyarakat.
"Ini yang penting kami tidak tebang pilih. Rakyat mau, Pak Gubernur," kata Kalatiku dalam rilis yang diterima Kompas.com, Minggu (8/3/2020).
Kalatiku menambahkan, rata-rata lahan terkena daerah pelebaran jalan adalah halaman rumah warga, bukan bangunan utama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.