Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mari Bantu Aan, Siswa Kelas 5 SD yang Jadi Tulang Punggung Keluarga

Kompas.com - 06/03/2020, 16:25 WIB
Teuku Muhammad Valdy Arief

Editor

SIDRAP, KOMPAS.com- Lonceng SD Negeri 5 Wanio, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan berbunyi, Aan Nur Pratama paling pertama menyalami tangan gurunya dibanding teman-teman lainya.

Siswa kelas 5 itu lalu berlari pulang ke rumahnya dengan tas yang lusuh. Terik matahari tak menghalangi Aan segera pulang untuk merawat ayahnya yang sakit dan neneknya yang sudah pikun.

Setiba di rumah, salam diucap Aan. Dia masuk ke rumahnya kemudian membuka sepatu, menggantung seragam dan tas sekolah.

Aan langsung merawat Bahri, sang ayah yang lumpuh karena kecelakaan kerja, dan sang nenek yang sudah pikun. Keduanya hanya bisa terbaring ditempat masing-masing

"Saya sudah enam tahun menderita lumpuh akibat kecelakaan kerja. Saat itu saya tertimpa batu bata, dan divonis patah tulang belakang. Beruntung Aan bisa merawat saya dan neneknya yang sekarang sudah pikun," kata Bahri di rumahnya Desa Bapangi, Kecamatan Panca Lautang, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, Selasa (25/02/2020).

"Demi memenuhi kebutuhan sehari-hari Aan bekerja juga sebagai buruh di pembuatan batu bata," sambung Bahri saat Aan menyisir rambutnya.

Kompas.com menggalang dana untuk membantu Aan melalui Kitabisa.com.

Sumbangan rezeki Anda akan sangat bermanfaat untuk membantu Aan yang membutuhkan bantuan dengan cara klik di sini untuk donasi.

Setelah ayah dan neneknya makan, Aan pamit menuju tempatnya bekerja sebagai pengrajin batu bata.

Bekerja mengeringkan batu bata setengah hari, sesekali Aan menyeka keringat demi diupah 30 ribu untuk biaya sekolah dan kebutuhan keluarga.

Cerita Aan Pelajar Kelas 5 SD Jadi Tulang Punggung Keluarga, Merawat Ayah dan NenekSUDDIN SYAMSUDDIN Cerita Aan Pelajar Kelas 5 SD Jadi Tulang Punggung Keluarga, Merawat Ayah dan Nenek

Untuk makan, Aan mengandalkan pemberian dari pemilik usaha batu bata.

"Aan anaknya rajin dan telaten, dia mampu menjemur batu bata sebanyak 7.000 hingga 10.000 dalam setengah hari. Kadang jika Aan menjemur lebih dari biasanya terpaksa saya harus berhutang upah kepada Aan jika pesanan batu bata belum dibayar pelanggan," ungkap Ancu, Bos Aan.

Seharian sekolah, merawat ayah dan nenek, serta bekerja di pabrik batu bata, peluh Aan diacuhkan untuk kebutuhan sehari-hari keluarganya.

"Capek tapi untuk biaya sekolah dan kebutuhan keluarga, sakit dan peluh terbiasa. Saya juga akan menabung demi mengejar cita-cita menjadi tentara dan polisi," lirih Aan sambil menyeka keringat.

Walau mendapatkan bantuan beras sejahtera, tapi keluarga Aan tidak pernah mendapatkan bantuan biaya perawatan dari Pemerintah Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan.

Kompas.com menggalang dana untuk membantu Aan melalui Kitabisa.com.

Sumbangan rezeki Anda akan sangat bermanfaat untuk membantu Aan yang membutuhkan bantuan dengan cara klik di sini untuk donasi.

 

 

Penulis Kontributor Pinrang, Suddin Syamsuddin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com