Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Penelitian di Buleleng, 20 Mahasiswa Jepang Harus Tes Kesehatan

Kompas.com - 06/03/2020, 13:14 WIB
Kontributor Banyuwangi, Imam Rosidin,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana menanggapi penolakan warga terkait rencana kedatangan kelompok mahasiswa Jepang ke Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Buleleng.

Suradnyana akan bertemu sejumlah pihak untuk membicarakan rencana itu. Menurutnya, warga tak perlu panik dan takut menanggapi kedatangan mahasiswa asal Negeri Sakura itu.

"Saya rasa kita enggak usah panik mereka datang," kata Suradnyana di Denpasar, Jumat (6/3/2020).

Baca juga: Setiap Hari Ratusan Murid SD di Kupang Panjat Tembok 4 Meter untuk Sampai ke Sekolah

Suradnyana akan mengizinkan mahasiswa Jepang itu melakukan penelitian di Buleleng. Namun, para mahasiswa itu harus menjalani pemeriksaan kesehatan terlebih dulu.

"Mengizinkan tapi proseduralnya harus jalan dulu dan diperiksa dulu kalau suspect (virus corona) ya tak diizinkan. Tapi kita pastikan lagi dengan standar WHO dan otoritas kesehatan di Buleleng," katanya.

Diberitakan sebelumnya, Plt Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng, Made Suadama Diana mengatakan, dua kelompok yang masing-masing beranggotakan 10 mahasiswa akan mengunjungi Buleleng pada 13 dan 14 Maret 2020.

Kedatangan mahasiswa itu menimbulkan kekhawatiran warga setelah ditemukannya kasus positif Covid-19 di Depok, Jawa Barat.

Sejumlah warga meminta Dinas Pariwisata Buleleng mempertimbangkan kembali kunjungan mahasiswa itu.

"Intinya menyampaikan bahwa ada program dari komunitas Jepang dan mahasiswa untuk melakukan kegiatan observasi dan pengambilan data di Desa Pedawa," kata Diana, Kamis sore.

Ia mengatakan, kelompok pertama datang pada 13 Maret.

Mereka akan mengambil data terkait sumber air dan observasi ke lapangan kurang lebih selama 4 jam.

Baca juga: Istri Mantan Wali Kota yang Ditangkap KPK Terpilih Jadi Wakil Wali Kota Kendari

Kemudian, kelompok kedua akan datang pada 14 Maret. Mereka akan menetap selama enam hari.

"Ini yang diobservasi kan kebetulan Desa Pedawa ini sumber air di sana kan memang agak sulit, sehingga ini sebenarnya kegiatan yang multi years. Tahun lalu mungkin sudah dilihat dan sekarang tindak lanjutnya," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com