YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kasus Demam Berdarah Dangue (DBD) di Gunungkidul, Yogyakarta, mengalami peningkatan di awal tahun 2020.
Dinas Kesehatan Yogyakarta mencatat hingga Rabu (4/3/2020) sebanyak 334 orang terjangkit, 2 di antaranya meninggal dunia.
"Data yang masuk ke kita data pulang rawat. Data dikirim setelah perawatan. Pasien terbaru meninggal dari wilayah Kecamatan Patuk," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Gunungkidul Sumitro saat dihubungi wartawan.
Baca juga: Penderita DBD di Sikka Bertambah Jadi 1.057 Jiwa, 11 Orang Meninggal
Dijelaskannya, sebaran wilayah endemik DBD antara lain di Kecamatan Karangmojo, Ponjong, Wonosari dan Patuk.
Menurut dia, peningkatan kasus DBD terutama di musim hujan ini disebabkan kesadaran masyarakat masih kurang.
Karena itu, pemberantasan sarang nyamuk oleh masyarakat digiatkan untuk menekan nyamuk berkembang biak.
"Masih banyak masyarakat kita yang kesadarannya belum ini PSNnya, masih memelihara nyamuk lah gampangannya," ucap Sumitro.
Baca juga: Dinas Kesehatan NTT Kirim 10 Dokter Tangani KLB DBD di Kabupaten Sikka
Sebelumnya, Kepala Dinkes Gunungkidul, Dewi Irawaty mengatakan, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit DBD.
Sesuai dengan siklus berkembangbiak nyamuk, musim hujan merupakan waktu yang rawan terjadinya serangan DBD.
"Masyarakat diimbau menerapkan pola hidup bersih dan sehat," kata Dewi
Selain itu, lanjutnya, gerakan tiga M yakni mengubur, menguras dan menutup bak-bak yang berpotensi menjadi sarang nyamuk juga perlu digalakan.
"Untuk fogging akan dilakukan setelah ada surat kewaspadaan diri rumah sakit terkait dengan DBD," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.