Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Lubang Tambang di Bengkulu Ditemukan Tidak Direklamasi

Kompas.com - 04/03/2020, 08:13 WIB
Firmansyah,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com - Ormas Gerakan Pemuda Marhaen (GPM), Cabang Bengkulu menyebutkan puluhan lubang tambang bekas galian batubara yang tersebar di daerah itu tidak dilakukan reklamasi oleh sejumlah perusahaan pertambangan.

Hal ini disampaikan Ketua GPM, Junaidi Arfian Kasip pada kompas.com, Senin (2/3/2020).

Junaidi menyebutkan pihaknya melakukan investigasi terhadap sejumlah pertambangan dalam beberapa bulan terakhir. Investigasi difokuskan pada kegiatan pasca tambang, reklamasi.

"Di Kabupaten Bengkulu Tengah sebagai contoh, kami menemukan terdapat lebih dari 20 lubang bekas tambang tidak direklamasi, dibiarkan menganga dengan kondisi kawasan tambang yang hancur berantakan, tandus, gersang," kata Junaidi.

Lubang tambang yang dibiarkan juga kerap kali merenggut nyawa pekerja tambang.

Baca juga: Sekitar 24.000 Petani di Bengkulu Selatan akan Terima Kartu Tani

Rata-rata 3 tahun tidak beroperasi, banyak renggut nyawa

 

Pada tahun 2018 menurutnya terdapat karyawan tambang yang jatuh ke lubang bekas galian akibat longsor.

Banyak hal semacam ini menurutnya belum menjadi perhatian pelaku usaha pertambangan.

Rerata usia lubang bekas tambang itu lebih dari 3 tahun tak beroperasi.

Junaidi menyebutkan perusahaan berdalih puluhan lubang tersebut bukan bekas namun masih aktif.

"Perusahaan berdalih puluhan lubang tambang itu aktif, jadi memang belum direklamasi," katanya. 

"Padahal fakta di lapangan dari puluhan lubang itu hanya segelintir lubang saja yang masih aktif. Selebihnya ditinggalkan begitu saja," sebutnya.

Baca juga: 18 Perusahaan Tambang dan Perkebunan di Bengkulu Mendapat Nilai Merah dari KLHK

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com