Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Debt Collector Ambil Paksa Mobil Kredit: Tuduh Pemilik Pakai Mobil Curian hingga Mengaku Dibayar Rp 15 Juta

Kompas.com - 03/03/2020, 13:01 WIB
Masriadi ,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

LHOKSEUMAWE, KOMPAS.com - NP (42), debt collector asal Medan yang ambil paksa mobil kredit di rumah korbannya mengakui perbuatannya.

Ia mengaku dibayar Rp 15 juta per penarikan mobil yang menunggak pembayaran oleh perusahaan leasing tempatnya bekerja. 

Saat gelar perkara di Mapolres Lhokseumawe, Selasa (3/3/2020), NP membeberkan cara beroperasinya. 

Awalnya, dia melacak mana saja mobil kredit yang menunggak pembayaran melalui aplikasi di handphone.

Baca juga: Ambil Paksa Mobil Kredit, Debt Collector Asal Medan Ditangkap

 

Setelah menemukan target, dia berkomunikasi dengan perusahaan tempatnya bekerja untuk mendapatkan surat perintah penarikan. 

“Maka, saya tarik,” kata NP kapada wartawan di Mapolres Lhokseumawe, Selasa.

Dia menyebutkan, biaya jasa penarikan satu mobil kredit itu sebesar Rp 15 juta. Pekerjaan sebagai debt collector dilakoni NP selama dua tahun terakhir.

“Saya bekerja di perusahaan leasing (pemberi kredit mobil) dua tahun terakhir. Jadi saya menjalankan tugas saya,” katanya.

Baca juga: Bertemu Debt Collector dari Pihak Leasing di Jalan, Ini yang Harus Dilakukan Warga

Penarikan mobil kredit hanya melalui putusan pengadilan

Wakil Kepala Polisi Resort Lhokseumawe Kompol Ahzan menyebutkan tidak dibenarkan menarik kendaraan dalam status kredit hanya karena menunggak.

Penarikan hanya bisa dilakukan setelah putusan pengadilan dalam kasus perdata.

Maka, NP sambung Ahzan dijerat dengan 368 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 9 tahun.

“Saya imbau masyarakat yang kendaraannya ditarik paksa begitu saja karena tidak lunas, atau menunggak kreditnya silahkan lapor polisi,” sebutnya.

Baca juga: Komplotan Pencuri Pecah Kaca Mobil di Karawang Bekerja Sebagai Debt Collector

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com