Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makassar Masuk Daerah Rawan Politik, Polisi Patroli Siber 24 Jam Pantau Konten Provakatif

Kompas.com - 03/03/2020, 11:36 WIB
Himawan,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - Jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 mendatang di beberapa kabupaten/kota di Sulawesi Selatan, Polda Sulsel rutin berpatroli siber selama 24 jam.

Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Ibrahim Tompo mengatakan patroli ini dilakukan untuk menghindari segala bentuk kabar hoaks dan provokatif yang dikhawatirkan memancing amarah para pendukung paslon kepala daerah. 

Apalagi, Kota Makassar telah ditetapkan sebagai salah satu daerah rawan politik saat pilkada 2020 dengan berada di level 6 IKP.

"Kita akan menghadapi Pilkada makanya otomatis tim ini akan lebih intens untuk melakukan patroli siber dan melihat pelanggaran-pelanggaran yang terjadi," kata Ibrahim saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Selasa (3/3/2020).

Baca juga: Hoaks Kabar Pasien di Makassar Terjangkit Virus Corona

Ibrahim mengungkapkan tim subdit V Cyber Crime Polda Sulsel telah memulai patroli sibernya sejak tahapan Pilkada dimulai.

Tak hanya konten provokatif, Tim Cyber Crime Polda Sulsel juga akan memantau segala bentuk aktivitas di media sosial yang berpotensi melanggar ketertiban saat Pilkada pada September 2020.

"Kepada masyarakat untuk hati-hati karena medsos itu bukan ruang pribadi tetapi itu dilihat oleh publik. Apalagi kalau misalnya, menyangkut dengan orang lain atau suatu kepentingan, itu mengandung unsur hukum dan dapat dipidana," ujar Ibrahim.

Sementara itu Kapolrestabes Makassar Kombes Yudhiawan Wibisono juga memfokuskan pengawasan black campaign dan peredaran money politics yang rawan terjadi saat Pilkada mendatang.

Baca juga: Polisi: Penculikan Bayi 5 Bulan di Angkot Lebak Bulus-Parung Hoaks

Demi menjaga situasi kamtibmas di kota Makassar, Yudhiawan bakal bertemu langsung dengan para kandidat calon Wali Kota Makassar sebelum pelaksanaan pemilihan kepala daerah.

"Setelah semua mendaftar, akan saya panggil. Di situ akan saya bentuk komitmen agar tidak menyebarkan berita hoaks, money politics dan black campaign. Saya akan proses (pidana) kalau itu terjadi," kata Yudhiawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com