Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RS Kariadi Semarang Sebut Suspect Corona yang Diisolasi Meninggal karena Flu Babi

Kompas.com - 27/02/2020, 19:15 WIB
Riska Farasonalia,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SEMARANG,KOMPAS.com - Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Kariadi Semarang menyampaikan hasil pemeriksaan seorang pasien yang meninggal di ruang isolasi ICU bukan karena virus corona atau Covid 19.

Pasien tersebut meninggal disebabkan karena infeksi paru-paru berat atau bronkopneumonia yang berasal dari virus H1N1 atau flu babi.

Dokter Penanggung Jawab Pelayanan di RSUP Kariadi Semarang Fathur Nur Kholis mengatakan hasil diagnosa dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan, pasien yang berusia 37 tahun itu dinyatakan negatif virus corona.

"Kasus ini bisa terjadi pada siapapun baik pasien dalam pengawasan atau pemantauan terkait Covid 19 atau bukan. Pasien yang meninggal memang tingkat kerusakan paru-parunya cukup berat disebabkan oleh bakteri influenza tipe A atau flu babi," ujar Fathur di RSUP Kariadi Semarang, Kamis (27/2/2020).

Baca juga: Heboh Pasien Suspect Corona Meninggal Lalu Dibungkus Plastik di Semarang, Ini Penjelasan Rumah Sakit

Bronkopneumonia merupakan infeksi yang mengakibatkan terjadi peradangan pada paru-paru.

Tingkat kematian akibat penyakit Bronkopneumonia memang tinggi.

Penyebab infeksi pada bagian paru-paru dan saluran pernapasan itu bisa karena virus, bakteri, jamur atau makhluk hidup yang lain.

Seseorang yang mengalami bronkopneumonia akan mengalami peradangan di saluran napas dan gangguan dalam bernapas, sehingga tidak bisa mengambil oksigen dan tidak bisa mengeluarkan karbondioksida.

Baca juga: Fakta Meninggalnya Pasien Suspect Virus Corona di Semarang, Gangguan Napas Berat dan Pulang dari Spanyol

Lebih lanjut, Fathur menjelaskan dalam proses pemakaman jenazah pasien dilakukan kewaspadaan isolasi yang cukup ketat. Mengingat pasien yang meninggal merupakan kategori pengawasan total.

"Harapannya keselamatan baik tenaga kesehatan, keluarga ataupun tetangga bisa berjalan dengan aman," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com