KILAS DAERAH

Kilas Daerah Semarang

Pemkot Semarang Bangun Bendung Gerak KBB untuk Kendalikan Banjir

Kompas.com - 27/02/2020, 07:30 WIB
Anggara Wikan Prasetya,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kawasan Semarang Utara menjadi salah satu wilayah di Kota Semarang yang menjadi prioritas pembangunan, termasuk penanganan banjir dan rob.

Pernyataan itu disampaikan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi saat membuka kegiatan musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) di Aula Kecamatan Semarang Utara beberapa waktu lalu.

Salah satu wujud nyata Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menangani banjir tersebut adalah membangun Bendung Gerak Kanal Banjir Barat (KBB) pada akhir 2019.

Baca juga: Cegah Banjir, Hendi Imbau Pembangunan Kota Semarang Jangan Sampai Membabi Buta

Bendung itu berfungsi untuk menahan intrusi air laut, menjaga debit air, menambah pasukan air baku, dan penggelontoran sedimen sungai untuk pengendalian banjir di Kota Semarang.

Nantinya saat ketinggian air mencapai 2,5 meter (m), bendungan sepanjang 155,5 m itu akan mengalirkan air ke laut.

Namun di musim kemarau, bendungan akan menampung air dengan kapasitas 700.000 meter kubik.

Pembangunan Bendung Gerak KBB juga akan dikerjakan dari hulu ke hilir, mulai dari pembangunan Bendungan Jatibarang, pembangunan kanal banjir, normalisasi sungai, tanggul rob, stasiun pompa, kolam retensi, hingga bendung gerak.

Baca juga: Lantik PNS Milenial, Hendi: Lebih Baik Kerja Ketawa, tapi Ada Progres

“Bendung gerak itu ke depan akan difokuskan pada sektor wisata. Nantinya akan ada perahu naga, lomba dayung, dan water sport,” kata Wali Kota Semarang dalam keterangan tertulis.

Ia melanjutkan, hal itu berarti kelurahan di Semarang Utara harus melakukan penataan wilayah guna mendukung upaya tersebut.

Percuma tanpa dukungan warga

Hendi (sapaan akrab Hendrar Prihadi) juga mengatakan, penanganan banjir dan rob tidak dapat dilakukan tanpa dukungan penuh masyarakat.

Menurut dia, banjir dan rob di Kota Semarang harus dihadapi bersama, baik pemerintah hingga seluruh stakeholder di Kota Atlas (julukan Kota Semarang).

Hendi melanjutkan, banjir dan rob tak bisa diatasi dengan hanya membangun pompa dan polder. Butuh dukungan masyarakat juga, salah satunya dengan menjaga lingkungan.

Baca juga: Wali Kota Semarang Minta Pemuda Anshor Siapkan Diri Hadapi Masa Keemasan Indonesia

“Setiap pihak harus bertanya pada diri masing-masing, mau tidak kotanya bebas banjir? Jika mau mendukung, maka akan bangkit kesadaran, misal tidak buang sampah di saluran,” imbuh dia.

Hendi pun mengajak masyarakat untuk introspeksi diri bahwa Kota Semarang adalah milik bersama dengan pemerintah sebagai bagian komponen pembangunan yang utuh.

Sementara itu, Hendi juga berharap agar musrenbang itu dapat menjadi media untuk bersinergi dan memfokuskan anggaran yang sudah disusun dari tingkat kelurahan hingga kecamatan.

Terlebih pada 2021 nanti, lurah akan mengelola anggaran sendiri dan memiliki kewenangan sebagai Kuasa Pengguna Anggaran.

Baca juga: Wali Kota Semarang Bantu Korban Rumah Roboh Akibat Hujan Lebat

Para lurah akan mengelola anggaran Rp 1 miliar bersama masyarakat untuk meningkatkan pembangunan di wilayahnya.

Kebijakan itu diharapkan membuat lurah mampu menyelaraskan pembangunan sesuai kebutuhan di wilayahnya, sehingga seluruh program dapat berkelanjutan dan bermanfaat bari warga Kota Semarang.

Baca tentang

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com