KOMPAS.com - Pembina pramuka susur sungai di Sungai Sempor, Sleman sempat diingatkan warga sebelum acara berlangsung. Hal tersebut diceritakan Tita Farza Pradita, salah satu siswa SMPN 1 Turi yang selamat.
Ia mengaku mendengar langsung peringatan. Namun sang pembina mengatakan,'Enggak apa-apa, kalau mati di tangan Tuhan'.
Sementara itu di Kabupaten Agam, seorang nenek 62 tahun menusuk suaminya hingga tewas karena cemburu. Sebelum pembunuhan terjadi, pasangan suami istri yang baru menikah 8 bulan itu sering cekcok.
Menurut sang istri, suaminya sering membanding-bandingkannya dengan istrinya yang terdahulu.
Dua berita tersebut mendapatkan banyak perhatian dari pembaca Kompas.com. Berikut lima berita populer nusantara selengkapnya:
"Sama warga sudah diingetin. Saya mendengar ada warga yang memperingatkan," kata Tita, seperti dilansir Kompas TV.
Ia mengatakan peringatan tersebut disambut kata-kata tak enak dari pembinanya. "Katanya, 'Enggak apa-apa, kalau mati di tangan Tuhan', kata kakak pembinanya," ujar Tita yang mengaku mendengar langsung jawaban pembinanya tersebut.
Tita bercerita saat kejadian, Jumat (21/2/2020) sore, mereka dibagi menjadi beberapa regu. Satu regu berisi tujuh dan delapan orang.
Baca juga: Polisi Tetapkan 2 Tersangka Baru Peristiwa Susur Sungai Sempor yang Tewaskan 10 Siswa SMPN 1 Turi
Dalam kejadian tersebut, sebanyak 10 siswa ditemukan dalam keadaan tewas. Sementara itu, puluhan siswa lainnya mengalami luka-luka.
Polisi telah menetapkan satu orang pembina sekaligus guru SMPN 1 Turi berinisial IYA sebagai tersangka.
Ia disebut menjadi penginisiasi kegiatan tersebut. Namun, saat susur sungai berlangsung, IYA diketahui meninggalkan lokasi.
Baca juga: Sempat Diperingatkan Warga Tak Susur Sungai, Pembina Jawab Kalau Mati di Tangan Tuhan