Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuaca Ekstrem Diprediksi Landa Sumsel, Waspada Banjir dan Longsor

Kompas.com - 17/02/2020, 18:17 WIB
Aji YK Putra,
Dony Aprian

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang mencatat, potensi cuaca ekstrem berupa hujan deras akan meningkat 22 sampai 24 Februari 2020.

Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi SMB II Palembang Bambang Beny Setiaji mengatakan, kondisi cuaca ekstrem tersebut menyebabkan curah hujan tinggi sehingga berdampak terjadinya bencana banjir bandang dan tanah longsor di bagian wilayah Sumsel.

Menurut Bambang, wilayah Sumsel barat yang dapat terjadi banjir bandang dan tanah longsor yakni, Kabupaten Musi Rawas, Kota Lubuk Linggau, Empat Lawang, Lahat, Muratara,  Muba, PALI, dan Muara Enim.

Baca juga: Cuaca Ekstrem Diprediksi hingga Maret, Warga Padang Diminta Waspada

Sedangkan, kata dia, potensi bencana angin puting beliung dan genangan banjir, terjadi pada wilayah Kota Pagar Alam, Prabumulih, Kabupaten Banyuasin, Palembang, OKI, Ogan Ilir, OKU Timur, OKU dan OKU Selatan.

"Secara khusus hujan yang disebabkan awan konvektif dan orografis pada siang-sore hari di wilayah Sumsel akan berpotensi tetap terjadi selama musim hujan dan adanya potensi kabut radiasi pada dini hingga pagi hari yang dapat mengurangi jarak pandang," kata Bambang, Senin (17/2/2020).

Bambang menerangkan, penyebab cuaca ekstrem tersebut dikarenakan masih aktifnya angin muson Cina Selatan (Muson Barat) yang sarat uap air dan melalui wilayah Indonesia sehingga mengakibat peningkatan curah hujan disertai petir dan angin kencang yang terjadi pada siang sampai sore hari.

Baca juga: Inovasi BMKG untuk Peringatan Dini Longsor Diluncurkan, Berbasis Prediksi Cuaca Ekstrem

Permukaan Sumsel yang umumnya berkarakteristik rawa dan sungai, menurut Bambang menjadi penyuplai uap air dan adanya pusat tekanan rendah di wilayah Australia (Belahan Bumi Selatan) serta adanya Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ) atau Daerah Konvergensi Antar Tropik (DKAT) di wilayah Indonesia bagian Selatan dan Australia bagian Utara.

Hal itu yang menyebabkan adanya belokan (Trough) dan pertemuan massa udara (Konvergensi) di wilayah Sumsel yang menuju DKAT tersebut, sehingga meningkatkan suplai uap air untuk pertumbuhan awan konvektif (awan hujan akibat pemanasan matahari).

"Kami mengimbau masyarakat dan stakeholder terkait untuk tetap waspada dan melakukan tindakan preventif meminimalisasi dampak bencana Hidrometeorologi," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com